Minggu, 05 Januari 2014

AKHLAK

Diposting oleh Unknown di 05.03 0 komentar

AKHLAK

A. Pengertian dan ruang lingkup akhlak
Akhlak berasal dari kata “akhlaq” yang merupakan jama’ dari “khulqu” dari bahasa Arab yang artinya perangai, budi, tabiat dan adab. Sesuai dengan arti ini akhlak berarti ajaran islam yang mengatur tingkah laku perangai manusia.
Sedangkan menurut Ibnu Maskawih akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya melakukan perbuatan tanpa melalui pertimbangan fikiran. Dalam hal ini ruang lingkup akhlak meliputi akhlak pribadi, akhlak berkeluarga, akhlak bermasyarakat, akhlak bernegara, dan akhlak beragama.
1. Akhlak Pribadi (al-akhlak al-fardiyah)
Terdiri dari :
a. Yang diperintahkan (al-awamir).
b. Yang dilarang (an-nawahi)
c. Yang dibolehkan (al-mubahat)
d. Akhlak dalam keadaan darurat.
2. Akhlak berkeluarga
Terdiri dari :
a. Kewajiban timbal balik orangtua dan anak.
b. Kewajiban suami istri.
c. Kewajiban karib kerabat.
3. Akhlak bermasyarakat
Terdiri dari :
a. Yang dilarang (al-mahzhurat)
b. Yang diperintahkan ( al-awamir )
c. Kaedah-kaedah adab.



4. Akhlak bernegara
Terdiri dari :
a. Hubungan antara pemimpin dan rakyat.
b. Hubungan luar negeri.
5. Akhlak beragama
Yaitu kewajiban terhadap Allah SWT.

B. Jenis-jenis akhlak
Akhlak itu terbagi dua yaitu Akhlak yang Mulia atau Akhlak yang Terpuji (Al-Akhlakul Mahmudah) dan Akhlak yang Buruk atau Akhlak yang Tercela (Al-Ahklakul Mazmumah). Akhlak yang mulia, menurut Imam Ghazali ada 4 perkara; yaitu bijaksana, memelihara diri dari sesuatu yang tidak baik, keberanian (menundukkan kekuatan hawa nafsu) dan bersifat adil.

1. Akhlak terpuji/mulia (Al-Akhlakul Mahmudah)
Akhlak mahmudah (terpuji) adalah perbuatan yang dibenarkan oleh agama (Allah dan RasulNya). Akhlak yang mulia yaitu akhlak yang diridai oleh Allah SWT, akhlak yang baik itu dapat diwujudkan dengan mendekatkan diri kita kepada Allah yaitu dengan mematuhi segala perintahnya dan meninggalkan semua larangannya, mengikuti ajaran-ajaran dari sunnah Rasulullah, mencegah diri kita untuk mendekati yang ma’ruf dan menjauhi yang munkar, seperti firman Allah dalam surat Al-Imran 110 yang artinya “Kamu adalah umat yang terbaik untuk manusia, menuju kepada yang makruf dan mencegah yang mungkar dan beriman kepada Allah”.

2. Akhlak tercela/buruk (Al-Ahklakul Mazmumah )
Akhlak Mazmumah (tercela) adalah perbuatan yang tidak dibenarkan oleh agama (Allah dan RasulNya). Akhlak yang buruk itu berasal dari penyakit hati yang keji seperti iri hati, ujub, dengki, sombong, nifaq (munafik), hasud, suudzaan (berprasangka buruk), dan penyakit-penyakit hati yang lainnya, akhlak yang buruk dapat mengakibatkan berbagai macam kerusakan baik bagi orang itu sendiri, orang lain yang di sekitarnya maupun kerusakan lingkungan sekitarnya sebagai contohnya yakni kegagalan dalam membentuk masyarakat yang berakhlak mulia samalah seperti mengakibatkan kehancuran pada bumi ini, sebagaimana firman Allah Subhanahu Wataala dalam Surat Ar-Ruum ayat 41 yang artinya :
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (Q.S. Ar-Ruum: 41).

C. Contoh-contoh perilaku akhlak
1. Akhlak terpuji
a. Ikhlas
Keikhlasan seseorang, akan menghasilkan kemenangan dan kejayaan. Anggota masyarakat yang mengamalkan sifat ikhlas, akan mencapai kebaikan lahir-bathin dan dunia-akhirat, bersih dari sifat kerendahan dan mencapai perpaduan, persaudaraan, perdamaian serta kesejahteraan.
b. Amanah
Secara bahasa amanah bermakna al-wafa’ (memenuhi) dan wadi’ah (titipan) sedangkan secara definisi amanah berarti memenuhi apa yang dititipkankan kepadanya. Hal ini didasarkan pada firman Allah SWT: “Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian untuk mengembalikan titipan-titipan kepada yang memilikinya, dan jika menghukumi diantara manusia agar menghukumi dengan adil…” (QS 4:58).



c. Adil
Adil berarti menempatkan/meletakan sesuatu pada tempatnya. Adil juga tidak lain ialah berupa perbuatan yang tidak berat sebelah. Para Ulama menempatkan adil kepada beberapa peringkat, yaitu adil terhadap diri sendiri, bawahan, atasan/ pimpinan dan sesama saudara. Nabi Saw bersabda, “Tiga perkara yang menyelamatkan yaitu takut kepada Allah ketika bersendiriaan dan di khalayak ramai, berlaku adil pada ketika suka dan marah, dan berjimat cermat ketika susah dan senang; dan tiga perkara yang membinasakan yaitu mengikuti hawa nafsu, terlampau bakhil, dan kagum seseorang dengan dirinya sendiri.” (HR. AbuSyeikh).

d. Bersyukur
Syukur menurut kamus “Al-mu’jamu al-wasith” adalah mengakui adanya kenikmatan dan menampakkannya serta memuji (atas) pemberian nikmat tersebut.Sedangkan makna syukur secara syar’i adalah : Menggunakan nikmat Allah SWT dalam (ruang lingkup) hal-hal yang dicintainya.

2. Akhlak tercela
a. Penyakit hati antara lain disebabkan karena ada perasaan iri:
Iri adalah sikap kurang senang melihat orang lain mendapat kebaikan atau keberuntungan. Sikap ini kemudian menimbulkan prilaku yang tidak baik terhadap orang lain, misalnya sikap tidak senang, sikap tidak ramah terhadap orang yang kepadanya kita iri atau menyebarkan isu-isu yang tidak baik. Jika perasaan ini dibiarkan tumbuh didalam hati, maka akan muncul perselisihan, permusuhan, pertengkaran, bahkan sampai pembunuhan, seperti yang terjadi pada kisah Qabil dan Habil.


b. Penyakit hati disebabkan karena perasaan dengki.
Dengki artinya merasa tidak senang jika orang lain mendapatkan kenikmatan dan berusaha agar kenikmatan tersebut cepat berakhir dan berpindah kepada dirinya, serta merasa senang kalau orang lain mendapat musibah. Sifat dengki ini berkaitan dengan sifat iri. Hanya saja sifat dengki sudah dalam bentuk perbuatan yang berupa kemarahan, permusuhan, menjelek-jelekkan, menjatuhkan nama baik orang lain.

c. Hasud
Hasud adalah sikap suka menghasud dan mengadu domba terhadap sesama. Menghasud adalah tindakan yang jahat dan menyesatkan, karena mencemarkan nama baik dan merendahkan derajat seseorang dan juga karena mempublikasikan hal-hal jelek yang sebenarnya harus ditutupi. Saudaraku (sidang pembaca) tahukah antum, bahwa iri, dengki dan hasud itu adalah suatu penyakit. Pada mulanya iri yaitu perasaan tidak suka terhadap kenikmatan yang dimiliki orang lain. Kemudian, jika dibiarkan tumbuh, iri hati akan berubah menjadi kedengkian. Penyakit kedengkian jika dibiarkan terus akan berubah menjadi penyakit yang lebih buruk lagi, yaitu hasud.








BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Bermula dari zaman Nabi Adam a.s, manusia sudah ditakdirkan untuk menjalani peringkat hidup duniawi di atas muka bumi ini. Sedari detik itu hingga kini, manusia terus menjalani hidup dengan berbagai cara dan peristiwa yang membentuk sejarah dan tamaddun manusia. Sifat dan keperibadian manusia penuh pertentangan dan beraneka ragam. Manusia bukan makhluk sosial semata-mata dan bukan juga diciptakan untuk mementingkan diri sendiri semata-mata.
Rasulullah sallallahu alaihi wasallam diutuskan kepada manusia untuk menyempurnakan akhlak sebagaimana yang dinyatakan dalam hadis Rasulullah SAW. Dengan akhlak Rasulullah memenuhi kewajiban dan menunaikan amanah, menyeru manusia kepada tauhid dan dengan akhlak jualah baginda menghadapi musuh di medan perang

B. SARAN
Dalam makalah ini penulis menyarakan kepada pembaca supaya lebih memahami Ilmu Akhlak baik tercela maupun terpuji agar kita, khususnya umat muslim tidak salah memahami ilmu akhlak. Ilmu akhlak sangat bersinggungan dengan kegiatan sehari-hari manusia, diharapkan setelah membaca makalah ini pembaca dapat menerapkan ilmu akhlak dalam kehidupan sehari-hari.




DAFTAR PUSTAKA

Ilyas, Yuhanar.2007. Kuliah Akhlak. Yogyakarta : Pustaka Belajar Offset
http://grupsyariah.blogspot.com/2012/05/akhlak-mahmudah-terpuji-dan-akhlak.html#ixzz2Ci7xe1Ff hari : selasa , tanggal : 20 November 2012, pukul : 05.36 WIB
www.slideshare.net/ijangsieaburijal/pengertian-akhlak-dan-tasawuf hari : selasa , tanggal : 20 November 2012, pukul : 05.50 WIB
www.anneahira.com/-pengertian-akhlak-dalam-islam-.html hari : selasa , tanggal : 20 November 2012, pukul : 06.10 WIB
akhlak-islam.blogspot.com/ hari : selasa , tanggal : 20 November 2012, pukul : 06.25 WIB

MENCIPTAKAN PEMBELAJARAN YANG SESUAI DENGAN PAIKEM GEMBROT

Diposting oleh Unknown di 05.01 0 komentar

MENCIPTAKAN PEMBELAJARAN
YANG SESUAI DENGAN PAIKEM GEMBROT

A. Pengertian PAIKEM GEMBROT
PAKEM adalah Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Disamping metodologi pembelajaran dengan nama atau sebutan “PAKEM”, muncul pula nama yang dikeluarkan di daerah Jawa Tengah dengan sebutan “PAIKEM GEMBROT” dengan kepanjangan Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan, Gembira dan Berbobot., Guru dapat menyajikan dengan atraktif/menarik dengan hasil terukur sesuai yang diharapkan siswa(orang) belajar secara aktif .
1. Aktif.
Ciri aktif dalam PAKEM berarti dalam pembelajaran memungkinkan siswa berinteraksi secara aktif dengan lingkungan, memanipulasi objek-objek yang ada di dalamnya serta mengamati pengaruh dari manipulasi yang sudah dilakukan. Guru terlibat secara aktif dalam merancang, melaksanakan maupun mengevaluasi proses pembelajarannya. Guru diharapkan dapat menciptakan suasana yang mendukung (kondusif) sehingga siswa aktif bertanya

2. Kreatif
Kreatif merupakan ciri ke-2 dari PAKEM yang artinya pembelajaran yang membangun kreativitas siswa dalam berinteraksi dengan lingkungan, bahan ajar serta sesama siswa lainnya terutama dalam menyelesaikan tugas-tugas pembelajarannya. Gurupun dituntut untuk kreatif dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran. Guru diharapkan mampu menciptakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa.

3. Efektif
Ciri ketiga pembelajaran PAKEM adalah efektif. Maksudnya pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran, yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa

4. Inovasi
a) Baru
b) Unik
c) Menarik
d) Membawa manfaat untuk mencapai tujuan
e) Peraturanyang berlaku.

5. Menyenangkan
a) Menyenangkan harus dimaknai secara luas, antara lain belajar “ Tanpa Tekanan “
b) Dapat “dinikmati” oleh pembelajarnya
c) Menyenangkan, mengasikkan, menguatkan dan mencerdaskan
d) Siswa dilatih olah pikir, olah hati, olah rasa, olah raga
e) Memberikan tantangan kepada siswa untuk berfikir, mencoba dan belajar lebih lanjut penuh dengan percaya diri dan mandiri untuk mengembangkan potensi positifnya secara optimal.
f) Menjadi manusia yang berkarakter penuh percaya diri, menjadi dirinya sendiri dan mempunyai semangat kompetitif dalam nuansa kebersamaan.

PAIKEM GEMBROT (Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif Menyenangkan dan Berbobot) adalah sebuah program / model pembelajaran terpadu yang bertujuan meningkatkan mutu dan efisiensi pengelolaan pendidikan dengan mengembangkan praktik-praktik yang sudah ada.

Secara garis besar PAIKEM GEMBROT (Iif Khoiru & Sofan, 2011: 1) dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
2. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
3. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’.
4. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok.
5. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.

Program pembelajaran seperti ini harus disertai dengan kemampuan dan wawasan guru yang cukup baik, karena guru dituntut mampu menciptakan kondisi belajar yang baik di dalam maupun di luar kelas. Sedang siswa secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep keilmuan.

B. Teori Belajar yang Melandasi Paikem Gembrot
Banyak teori belajar yang menjadi landasan model PAIKEM GEMBROT diantaranya adalah Teori Jean Piaget, Teori Konstruktivisme, Teori Bandura dan Teori Bruner. Berikut akan dijelaskan beberapa teori yang melandasi model pembelajaran ini.
1. Teori Perkembangan Jean Piaget
Menurut Jean Piaget (Nur dalam Iif Khoiru & Sofan, 2011: 47), seorang anak maju melalui empat tahap perkembangan kognitif, antara lahir dan dewasa, yaitu : tahap sensorimotor, pra operasional, operasi kongkrit, dan operasi formal.
Pola perilaku atau berfikir yang digunakan anank dan orang dewasa dalam menangani obyek-obyek di dunia disebut skemata. Selanjutnya menurut Piaget bahwa anak membangun sendiri skemata-skemata dari pengalaman sendiri dengan lingkungannya. Di sini peran guru adalah sebagai fasilitator dan bukan sebagai pemberi informasi. Guru perlu menciptakan lingkungan yang kondusif bagi para siswanya. (Hadisubroto dalam Iif Khoiru & Sofan, 2011: 49).
Jelas teori piaget tersebut menegaskan bahwa guru harus mampu menciptakan keadaan pembelajar yang mampu belajar mandiri. Artinya guru tidak sepenuhnya mengajarkan suatu bahan ajar kepada pembelajar, tetapi guru dapat membangun pembelajar yang mampu belajar dan terlibat aktif dalam belajar

2. Teori Bandura
Pemodelan merupakan konsep dasar dari teori belajar sosial yang dikembangkan oleh Albert Bandura. Menurut Bandura sebagian besar manusia belajar melalui pengamatan secara selektif mengingat tingkah laku orang lain (Arends, 1997: 69).
Seseorang belajar menurut teori ini dilakukan dengan mengamati tingkah laku orang lain (model), hasil pengamatan itu kemudian dimantapkan dengan cara menghubungkan pengalaman baru dengan pengalaman sebelumnya atau mengulang-ulang kembali. Berdasarkan pola perilaku ini, selanjutnya Bandura mengklasifikasikan empat fase belajar dari pemodelan, yaitu fase perhatian, fase retensi, fase reproduksi, dan fase motivasi.
3. Teori Bruner
Jerome Bruner, seorang ahli psikologi Havard adalah salah satu seorang pelopor pengembangan kurikulum terutama dengan teori yang dikenal dengan pembelajaran penemuan (Inquiri).
Aplikasi ide-ide Bruner dalam pembelajaran menurut Woolfolk, (dalam Iif Khoiru & Sofan, 2011: 57) digambarkan sebagai berikut.
a) Memberikan contoh dan bukan contoh dari konsep yang dipelajari;
b) Membantu siswa mencari hubungan antar konsep;
c) Mengajukan pertanyaan dan membiarkan siswa mencoba menemukan sendiri jawabannya; dan
d) Mendorong siswa untuk membuat dugaan yang bersifat intuitif.

C. MENGAPA PAIKEM GEMBROT?
1. ASUMSI DASAR BELAJAR
a) Belajar = Proses individual
b) Belajar = Proses sosial
c) Belajar = Menyenangkan
d) Belajar = Tak pernah berhenti
e) Belajar = Membangun makna

2. PERUBAHAN PARADIGMA
a) Mengajar – Pembelajaran ( Teaching- Learning )
b) Penilaian – Perbaikan terus menerus (Testing- Continuous Improvement)
c) Perkembangan IPTEK, POLITIK, SOSBUD semakin lama semakin cepat
d) Teknologi informasi / sumber belajar sangat beragam
e) Bekal memenuhi kebutuhan manusia modern- mandiri, bekerjasama, berpikir kritis, memecahkan masalah
f) Persaingan internasional (globalisasi)


D. Penerapan PAIKEM GEMBROT dalam Proses Pembelajaran
Menurut Ramadhan (2008), secara garis besar, penerapan PAIKEM dalam pembelajaran dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
2. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
3. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan „pojok baca‟
4. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok.
5. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.

PAIKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama KBM. Pada saat yang sama, gambaran tersebut menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk menciptakan keadaan tersebut

Dengan penerapan seperti diatas Pendekatan pembelajaran PAIKEM dapat membawa angin perubahan dalam pembelajaran, yaitu:
1. Guru dan murid sama-sama aktif dan terjadi interaksi timbal balik antara keduanya. Guru dalam pembelajaran tidak hanya berperan sebagai pengajar dan pendidik juga berperan sebagai fasilitator.
2. Guru dan murid dapat mengembangkan kreativitas dalam pembelajaran. Guru dapat mengembangkan kreativitasnya dalam hal: teknik pengajaran, penggunaan multimetode, pemakaian media, dan guru dapat berperan sebagai mediator bagi murid-muridnya.
3. Murid merasa senang dan nyaman dalam pembelajaran, tidak merasa tertekan sehingga proses berpikir anak akan berjalan normal.
4. Munculnya pembahasan dalam pembelajaran di kelas.

E. Contoh-contoh KBM dalam PAIKEM GEMBROT
1. Guru merancang dan mengelola KBM yang mendorong siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran.
Pelaksanaan KBM : percobaan, Diskusi kelompok, memecahkan masalah, mencari informasi, menulis laporan, puisi, cerita, berkunjung ke luar kelas.

2. Guru menggunakan alat bantu dan sumber belajar yang beragam
Pelaksanaan KBM : Guru menggunakan alat yang tersedia atau yang dibuat sendiri, menggunakan gambar, Studi kasus, Nara sumber, Lingkungan.
3. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan.
Pelaksanaan KBM : siswa melakukan percobaan, pengamatan, wawancara,
mengumpulkan data dan mengolahnya sendiri, menarik kesimpulan, mencari rumus sendiri, menulis laporan dengan kata-kata sendiri.
4. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasannya sendiri secara lisan atau tulisan.
Pelaksanaan KBM : siswa berdiskusi, lebih banyak pertanyaan terbuka

5. Guru menyesuaikan bahan dan kegiatan belajar dengan kemampuan siswa
Pelaksanaan KBM : Siswa dikelompokan sesuai kemampuan (untuk kegiatan tertentu . Bahan pelajaran disesuaikan dengan kemampuan kelompok tersebut. Tugas perbaikan atau pengayaan diberikan
6. Guru mengaitkan KBM dengan pengalaman siswa sehari-hari
Pelaksanaan KBM : Siswa menceritakan atau memanfaatkan pengalaman sendiri. Siswa menerapkan hal-hal yang dipelajari dalam kegiatan sehari-hari.
7. Menilai KBM dan kemajuan belajar siswa secara terus menerus
Pelaksanaan KBM : Guru memantau pekerjaan siswa. Guru memberikan umpan balik.


F. Apa Yang Harus Diperhatikan Dalam Melaksanakan PAIKEM GEMBROT
1. Memahami sifat yang dimiliki anak ( rasa ingin tahu, berimajinasi )
2. Mengenal anak secara perorangan ( still )
3. Memanfaatkan prilaku anak dalam pengorganisasian belajar ( berkelompok dalam bermain )
4. Mengembangkan berfikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah
5. Menciptakan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik ( pajangan kelas )
6. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar (melatih kemampuan seluruh indera : mengamati, mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis, mengklasifikasikan, membuat tulisan, menggambar )
7. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar ( penguatan )
8. Membedakan antara aktif fisik dengan aktif mental ( sering bertanya, mempertanyakan, mengungkapkan gagasan , tidak takut bertanya )

NEGARA PENJAGA MALAM (NACHTWACHTERSTAAT)

Diposting oleh Unknown di 04.59 1 komentar
NEGARA PENJAGA MALAM (NACHTWACHTERSTAAT)

A. LATAR BELAKANG
Keberadaan tentang konsepsi negara hukum sudah ada semenjak berkembangnya pemikiran cita negara hukum itu sendiri. Plato dan Aristoteles merupakan penggagas dari pemikiran negara hukum. Pemikiran negara hukum dimunculkan Plato melalui karya monumentalnya yakni Politicos. Plato dalarn buku ini sudah menganggap adanya hukum untuk mengatur warga negara. Pemikiran ini dilanjutkan tatkala Plato mencapai usia lanjut dengan memberikan perhatian yang tinggi pada hukum. Menurutnya, penyelenggaraan pemerintah yang baik ialah yang diatur oleh hukum.
Cita Plato dalam nomoi ini kemudian dilanjutkan oleh muridnya bernama Aristoteles yang lahir di Macedonia pada tahun 384 SM. Karya ilmiahnya yang relevan dengan masalah negara ialah Politica. Menurut Aristoteles, suatu negara yang baik ialah negara yang diperintah dengan konstitusi dan berkedaulatan hukum. la menyatakan: ”Aturan yang konstitusional dalam negara berkaitan secara erat juga dengan pertanyaan kembali apakah lebih baik diatur oleh manusia atau hukum terbaik, selama suatu pemerintahan menurut hukum”. Oleh sebab itu supremasi hukum diterima oleh Aristoteles sebagai tanda negara yang baik dan bukan semata-mata sebagai keperluan yang tak layak.
Bagi Aristoteles, yang memerintah dalam negara bukanlah manusia melainkan pikiran yang adil, dan kesusilaanlah yang menentukan baik buruknya suatu hukum. Manusia perlu dididik menjadi warga yang baik, yang bersusila, yang akhirnya akan menjelmakan manusia yang bersikap adil.
Apabila keadaan semacam ini telah terwujud, maka terciptalah suatu ”negara hukum”, karena tujuan negara adalah kesempurnaan warganya yang berdasarkan atas keadilan. Jadi, keadilanlah yang memerintah dalam kehidupan bernegara. Agar manusia yang bersikap adil itu dapat terjelma dalam kehidupan bernegara, maka manusia harus didik menjadi warga yang baik dan bersusila.
Pemikiran ini terus berkembang seiring dengan dialektika pemikiran para filosof. Seiring dengan ini pula, maka banyak pendapat yang mengemukakan di seputar pemikiran negara hukum. Immanuel Kant dan Friedrich Julius Stahl telah mengemukakan buah pikiran mereka. Kant memahami negara hukum sebagai Nachtwakerstaat atau Nachtwachterstaat (negara jaga malam) yang tugasnya adalah menjamin ketertiban dan keamanan masyarakat

B. PENGERTIAN
Pada konsep negara penjaga malam, negara tugasnya hanya menjaga keamanan. Negara tidak boleh mengurusi urusan pribadi/privaat rakyatnya, melainkan negara hanya boleh bertindak apabila ada serangan dari luar. Pada intinya negara hanya bersifat statis dalam wilayah kekuasaannya yakni hanya sebatas bagaimana menciptakan dan menjaga keamanan negara. Konkritnya contoh kecil yang dapat dikemukakan adalah siskamling, disini negara fungsinya sama dengan siskamling yakni menjaga keamanan lingkungannya dalam konteks negara yang dijaga adalah keamanan negara. Sampai kemudian terjadi revolusi inggris dan ditambah lagi konsep negara penjaga malam ini semakin banyak ditinggalkan yang kemudian memunculkan konsep welfarestate.
Teori negara hukum dalam arti sempit adalah negara berkewajiban menjaga ketertiban umum dan pelindung kebebasan warga negara, dan negara diibaratkan sebagai “penjaga malam” atau sering disebut nachtwachterstaat (Satjipto Rahardjo, 2009: 18) . Hal ini merujuk pada tugas penjaga malam yang menjamin ketertiban dan keamanan warga dalam suatu wilayah (Diana Halim Koentjoro, 2004: 37). Emanuel Kant (1724 -1804) juga membatasi negara hanya sebatas penegak aturan hukum, dan tidak sama sekali berbicara mengenai kesejahteraan rakyat.

C. PENEMU DAN CIRI-CIRI
Negara Penjaga Malam (Nachtwachterstaat) pertama kali dicetuskan oleh Immanuel Kant, dan ciri-ciri teori Negara Penjaga Malam adalah sebagai berikut :
1. Asas Legalitas
a. Sebagai landasan bertindak bagi penguasa: setiap tindakan penguasa harus didasarkan kepada hukum (konstitusi) : supremasi hukum (konstitusi).
b. Sebagai sarana menguji (mengukur) keabsahan (konstitusionalitas) tindakan penguasa ; kekuasaan yang satu dibatasi oleh kekuasaan yang lain (power limits power).
2. Pembagian Kekuasan
a. Kekuasaan didalam negara hukum harus didistribusikan (tidak boleh dipegang oleh satu orang atau satu lembaga secara absolut).
b. Harus ada check and balance antar kekuasaan.
3. Perlindungan Hak Dasar
a. Konstitusi harus menjamin adanya perlindungan hak-hak bagi rakyat oleh penguasa, termasuk menjamin bahwa undang-undang dan peraturan perundang-undangan dibawahnya tidak bertentangan dengan hak-hak dalam konstitusi.
b. Jaminan hak asasi manusia dalam konstitusi.




4. Tanggung Jawab Kekuasaan
a. Dalam sebuah negara hukum setiap kekuasaan harus dapat dipertanggungjawabkan.
b. Tanggung jawab moral, politik dan hukum.

D. NEGARA YANG MENGANUT KONSEP NEGARA PENJAGA MALAM
Pandangan negara hukum yang dikonsepkan pada abad ke-19 ini disebut sebagai konsep negara hukum kuno. Seorang filosof yang sangat terkenal dalam mengungkap konsep negara hukum kuno ini adalah Imanuel Kant. Ia seorang filosof yang berasal dari Jerman. Dalam pandangannya, konsep negara hukum kuno ini disebut negara penjaga malam (nachtwakersstaat/nachtwachtersstaat).. Teori ini mulai berkembang di Eropa Kontinental. Namun setelah munculnya atau lahirnya Negara Kesejahteraan (Walefarstate), negara di Eropa mulai berpindah menggunakan konsep ini.

Di Indonesia sendiri menurut Soepomo, Indonesia menganut paham integralistik sehingga kepentingan umum yang diutamakan tetapi tidak mengesampingkan (atatu dengan kata lain “tetap dihargai”) kepentingan individu. Konsep inilah yang dinamakan oleh Soepomo dengan asas KEKELUARGAAN.





E. DAMPAK DARI KONSEP NEGARA PENJAGA MALAM
Dari konsep ini dampak positif yang diperoleh adalah :
1. Dapat melindungi hak-hak asasi warga negaranya dengan cara membatasi dan mengawasi gerak langkah dan kekuasaan negara dengan/melalui undang-undang.
2. Menciptakan keamanan negara.
Sedangkan dampak negatif yang diperoleh adalah :
1. Negara tidak boleh mengurusi urusan pribadi rakyatnya, negara hanya boleh bertindak apabila ada serangan dari luar.
2. Negara sangat dibatasi ruang geraknya oleh UU yang disetujui oleh rakyat. Jadi Negara tidak dapat melakukan sesuatu/tindakan tanpa terlebih dahulu ditentukan dalam UU.
Diposting oleh Unknown di 04.55 0 komentar
Keterampilan Berbahasa Pengertian Keterampilan Berbahasa Menurut Hoetomo MA (2005:531-532) terampil adalah cakap dala m menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan. Keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas atau kecakapan yang disyaratkan. Dalam pengertian luas, jelas bahwa setiap cara yang digunakan untuk mengembangkan manusia, bermutu dan memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan sebagaimana disyaratkan (Suparni, 2001:27). Jenis-jenis Keterampilan Berbahasa Sehubungan dengan penggunaan bahasa, terdapat empat keterampilan dasar bahasa yaitu mendengarkan (menyimak), berbicara, membaca, dan menulis. A. Ketrampilan Menyimak 1. Pengertian Menyimak Menyimak adalah mendengarkan secara khusus dan terpusat pada objek yang disimak (panduan bahasa dan sastra Indonesia, Natassamita Hanapi, Drs.; 1995:18). Menyimak dapat didefinisikan suatu aktifitas yang mencakup kegiatan mendengar dan bunyi bahasa, mengidentifikasikan, menilik, dan mereaksi atas makna yang terkandung dalam bahan simakan (Djago Tarigan; 1991: 4). Proses menyimak memerlukan perhatian serius dari siswa. Ia berbeda dengan mendengar atau mendengarkan. Menurut pendapat Tarigan (1994: 24), “Pada kegiatan mendengar mungkin si pendengar tidak memahami apa yang didengar. Pada kegiatan mendengarkan sudah ada unsur kesengajaan, tetapi belum diikuti unsur pemahaman karena itu belum menjadi tujuan.” Kegiatan menyimak mencakup mendengar, mendengarkan, dan disertai usaha untuk memehami bahan simakan. Oleh karena itu dalam kegiatan menyimak ada unsur kesengajaan, perhatian dan pemahaman, yang merupakan unsur utama dalan setiap peristiwa menyimak. Penilaianya pun selalu terdapat dalam peristiwa menyimak, bahkan melebihi unsur perhatian. 2. Tujuan Menyimak Tujuan utama menyimak adalah untuk menangkap dan memahami pesan, ide serta gagsan yang terdapat pada materi atau bahan simakan. Dengan demikian tujuan menyimak dapat dijanarkan sebagai berikut: a. Menyimak memperoleh fakta atau mendapat fakta b. Untuk menganalisa fakta c. Untuk mengevaluasi fakta d. Untuk mendapatkan inspirasi e. Untuk mendapatkan hiburan atau menghibur diri 3. Unsur-unsur Menyimak Kegiatan menyimak merupakan kegiatan yang cukup kompleks karena sangat berganatung kepada berbagai unsur yang mendukung. Yang dimaksud dengan unsur dasar ialah unsur pokok yang menyeabkan timbulnya komunikasi dalam menyimak. Setiap unsur merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan denga unsur yang lain. Unsur-unsur dasar menyimak: a. Pembicara Yang dimaksud dengan pembicara ialah orang yang menympaikan pesan yang berupa informasi yang dibutuhkan oleh penyimak. Dalam komunikasi lisan, pembicara ialah narasumber pembawa pesan, sedang lawan bicara ialha orang yang menerima pesan (penyimak). b. Penyimak Penyimak yang baik ialah yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak dan luas. Jika penyimak memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak dan luas, ia dapat melakukan kegiatan menyimak dengan baik. Selain itu, penyimak yang baik ialah penyimak yang dapat melakukan kegiatan menyimak dengan intensif. Penyimak seperti itu akan selalu mendapatkan pedan pembucara secara tepat. Hal itu akan lebih sempurna jika ia ditunjang oleh pengetahuan dan pengalamannya. Kamidjan (2001: 6) menyatakan bahwa penyimak yang baik ialah penyimak yang memiliki dua sikap, yaitu sikap dan sikap kooperatif. c. Bahan Simakan Bahan simakan merupakan unsure terpenting dala konunikasi lisan, terutama dalam menyimak. Yang dimaksud dengan bahan simakan ialah pesan yang disampaikan pembicara kepada penyimak. Bahan simakan itu dapat berupa kosep, gagsan, atau informasi. Jika pembicara tidak dapat menyampaikan bahan simakan dengn baik, pesan itu tidak dapat diserap oleh penyimak yan gmengakibatkan terjadi kegagalan dalam komunikasi. 4. Faktor yan gMempengaruhi Keberhasilan Menyimak Menurut pendapat Rost (1991: 108) bahwa faktor-faktor yang penting dalam keterampilan menyimak dalam kelas adlah siswa menulis butir-butir penting bahwa simakan terutama yang berhubungan dengan bahan simakan. Pendapat lain menurut Tarigan (1994: 62), komponen/faktor-faktor penting dalam menyimak adalah sebagai berikut. a. Membedakan antar bunyi fenomis b. Mengikat kebbali kata-kata c. Mengidentifikasikan tat bahasa dari sekelompok kata d. Mengidentifikasikan bagian-bagian pragmatic, akspresi, dan seperangkat pengguna yang berfungsi sebagai unit sementara mencari arti/makna e. Menghubungkan tanda-tanda linguistik ke tanda-tanda para linguistik (intonasi) dank e nonlinguistik (situasi yang sesuai dengana objek supaya tebangun makna, menggunakan pengetahuan awal (yang kita tahu tentang isi dan bentuk dan konteks yang telah siap dikatakan untuk memperkirakan dan kemudian menjelaskan makna f. Mengulang kata-kata penting dan ide-ide penting Selain itu, masih ada beberapa faktor penting dalam keterampilan menyimak, di antaranya: a. Unsur Pembicara Pembicara haruslah menguasai materi, penuh percaya diri, berbicara sistematis dan kontak dengan penyimak juga harus bergaya menarik/bervariasi. b. Unsur Materi Unsur yang diberikan haruslah actual, bermanfaat, sistematis dan seimbang. Materi yang di susun pun sebaiknya bervariatif. Dengan demikian, siswa tidak akan jenuh belajar dan pembelajaran menyimak menjadi menyenangkan. c. Unsur Penyimak/Siswa 1) Kondisi siswa dalam keadaan baik 2) Siswa harus berkonsentrasi 3) Adanya minat siswa dalam menyimak 4) Penyimak harus berpengalaman luas d. Unsur Situasi 1) Waktu penyimakan 2) Saran unsure pendukung 3) Suasana lingkungan 5. Cirri-ciri Penimak Ideal Menurut Djago Tarigan mengidentifikasi cirri-ciri menyimak ideal sebagai berikut: a. Berkonsentrasi Artinya penyimak harus betul-betul memusatkan perhatiannya kepada materi yang disimak b. Penyimak harus bermotifasi Artinya mempunyai tujuan tertentu sehungga untuk menyimak kuat c. Penyimak harus menyimak secaa menyeluruh Artinya penyimak harus menyimak mareti secara utuh dan padu d. Penyimak harus menghargai pembicara e. Penyimak yang baik harus selektif, artinya harus memilih bagian-bagian yang inti f. Penyimak harus bersungguh-sungguh g. Penyimak tidak mudah terganggu h. Penyimak harus cepat menyesuaikan diri i. Pemnyimak harus kenal arah pembicaraan j. Penyimak harus kontak dengan pembicara k. Merangkum l. Menilai m. Merespon 6. Teknik Menyimak yang Efektif Untuk dapat menyimak dengan baik , perlu pengetahuan yarat menyimak efektif. Adapun syarat tersebut ialah: a. Menyimak dengan berkonsentrasi Yang dimaksud dengan menyimak yang berkonsentrasi ialah memusatkab pikiran perasaan, dan perhatian terhadap bahan simakan yan g disampaikan pembicara. b. Menelaah materi simakan Untuk menelaah materi simakan, penyimak dapat melakukan hal-hal berikut ini: 1) Mencari arah dan tujuan pembicara 2) Mencoba membuat penggalan-penggalan pembicaraan dari awal sampai akhir 3) Menemuka tema sentral (pokok pembicaaan) 4) Mengamati dan memahami alat peraga (media) sebagai penegas materi simakan 5) Memperhatkan rangkuman (jika pembicara membuat rangkuman) yang disampaikan pembicara. c. Menyimak dengan kritis Yang dimaksud dengan menyimak dengan kritis ialah aktifitas menyimak yang para penyimaknya tidak dapat langsung menerima gagasan yang disampaikan pembicara sehingga mereka meminta argumentasi berbicara d. Membuat cacatan Kegiatan menyimak yang baik ialah kegiatan menyimak yang diikuti dengan kegiatan mencatat. Yang perlu dicatat dalam kegiatan menyimak ialah hal-hal yang dianaap penting bagi penyimak. Catatan itu merupakan langkah awal dalam memehami langkah simakan. 7. Hubungan Keterampilan Menyimak dengan Keterampilan Berbahasa Lainnya Sehubungan dengan penggunaan bahasa, terdapat empat keterampilan dasar yaitu: menyimak, berbicara, menulis, dan membaca. Keempat keterampilan tersebut saling keterkaitan antara saatu dengan yang lainnya. a. Hubungan menyimak dengan berbicara Menyiamk dengan berbicara merupakan kegiatan komunikasi dua ara yang langsung. Menyimak bersifat reseftef, sedangkan bebicara bersifat produktif. Kegiatan menyimak didahului oleh kegiatan berbicara. Kegiatan berbicara dan menyimak saling mrlangkapi dan berpadu menjadi komunikasi lisan, seperti dalam bercakap-cakap, diskusi, telponan, tangay ajawab dll. Tidak ada gunanya oranya berbicara bila tidak ada orang yang menyimak, tidak mungkin orang menyimak bila tidak ada orang yang berbicara. b. Hubungan menyimak dan membaca Menyimak dan membaca sama-sama merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat resesif. Menyimak berkaitan dengan penggunaan bahasa ragam lisan, sedangkan membaca merupakan aktifitas berbahasa ragam tulis. Penyimak maupun pembaca melakukan aktifitas pengidentifikasian terhadap unsure-unsur bahasa yang berupa suara (menyimak), maupun berupa tulisan (membaca) yang selanjutnya diikuti dengan proses decoding guna memperoleh pesan yang berupa konsep, ude, atau informasi. c. Hubungan menyiak dan menulis Menulis dan menyimak merupakan aktifitas berbahasa, dimana ketrampilan menyimak bersifat reseptif, dan menulis adalah bersifat produktif. Antara menyimak dan menulis memiliki hubungan yang erat dati menyimak suatu ujaran atau informasi dapat menumbuhkan kreatifiatas untuk menulis hasul simakan yang diperoleh. Dan dituanggkan dalam satu karya tulis, baik itu cerpen, puisi, prosa, dan lain-lain. 8. Permasalahan dalam Menyimak Berikut ini permasalahan-permasalahan yan gbiasa timbull dalam menyimak dan sousi untuk mengatasinya: a. Konsentrasi Solusi: 1) Menjaga pikiran agar tetap focus 2) Memiliki motifasi yang kuat b. Penengaran Solusi: 1) Bersiakap tenang dan tidak rebut/ gaduh 2) Diam c. Pemahaman Solusi: 1) Siapkan kondisi sebaik mungkin 2) Pusatkan perhatian dan pahami 3) Catatlah apabila ada bagian yang dianggap penting 4) Buatlah rangkuman sendiri d. Daya ingatan Solusi: 1) Memiliki motivasi dalam diri 2) Membuat catatan kecil e. Motivasi Solusi: 1) Membiasakan mendengarkan berbagai informasi 2) Focus 3) Melatih pendengaran terhadap bunyi atau suara 4) Biasakanlah mencari makna kata dan kata asing yang belum dimengerti 5) Menjaga semangat 6) Ingatlah selalu tujuan kita f. Situasi dan kondisi Solusi: 1) Perhaatikan penerangan ruangan 2) Menjaga ketenangan ruangan 3) Siapkan dan gunakan peralatan yang didukung 4) Mental harus stabil 5) Bahasa/kosa kata 6) Mencari kosa kata baru yang belim dipahami 7) Memperbanyak membaca B. Keterampilan Berbicara 1. Pengertian Keterampilan Berbicara Menurut Nurgiantoro (1995:276) berbicara adalah aktivitas berbahasa kedua yang dilakukan manusia dalam kehidupan berbahasa, yaitu setelah aktivitas mendengarkan. Berdasarkan bunyi-bunyi yan gdi dengar itu, kemudian manusia belajar untuk mengucapkan dan akhirnya terampil berbicara. Berbicara diartikan sebagai kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengespresikan, menyatakan dan menyampaikan pikiran, gagasan, serta perasaan (Tarigan, 1983:14). Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa berbicara diartikan sebagai alat unutk mengkombinasi gagsan-gagasan yang disusun seta mengembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan yang pendengar atau penyimak. 2. Tujuan berbicara Setiap kegiatan berbicara yang dilakukan manusia selalu mempunyai maksu dan tujuan. Menurut Tarigan (1983:15) tujuan utama berbicara adalah untuk nerkomunikasi. Agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif, maka senainnya seng pembicara memahami makna segala sesuatu yang ingin di kombinasikan, dia harus mampu mengevaluasi efek komunikasi terhadap pendengarnya, dan diaharus mengetahui prisip-prinsip yangmendasari segala sesuatu situasi pembicaraan, baik secara umum maupun perorangan. Menurut Djago, dkk (1997:37) tujuan pembicara biasanya dapat dibedakan atas lima golongan yaitu: a. Menghibur b. Menginformasikan c. Menstimulasikan d. Meyakinkan e. Menggerakkan Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa seseorang melakukan kegiatan berbicara selain untuk berkomunikasi juga bertujuan untuk mempengaruh orang lain dengan maksud apa yang dibicarakan dapat ditrima oleh lawan bicaranya dengan baik. 3. Faktor-faktor Penunjang Kegiatan Berbicara Faktor penunjang pada kegiatan berbicara adalah faktor keterbahasaan (linguistik) dan faktor non kebahasaan (non linguistik). Faktor kebahasaan, meliputi: a. Ketepatan ucapan b. Penempatan penekanan nada, sendi atau durasi yang sesuai c. Pilihan kata d. Ketepatan penggunaan kalimat seta tata bahasa e. Ketepatan sasaran pembicara Sedangakan faktor non kebahasaan, meliputi: a. Seikap yang wajar, tenang dan tidak kaku b. Pandangan harus diarah ke lawan bicara c. Kesediaan menghargai orang lain d. Gerak-gerik dan mimik yang tepat e. Kenyaringan suara f. Kelacaran g. Relevansi dan penalaran h. Penguasaan topic 4. Faktor Penghambat Kegiatan Berbicara Ada kalanya proses komunikasi mengalami gannguan yangmengakibatkan pesan yang diterima oleh pendengar tidak sama dengan apa yang dimaksudkan oleh pembicara. Tiga faktor yang penyebab gangguan dalam kegiatan berbicara, yaitu: a. Faktor fisik, yaitu faktor yang ada partisipan sendiri dan faktor yang berasal dari luar partisipan. b. Faktor media, yaitu faktor linguistik dan faktor nonlinguistik, misalnya lagu, irama, tekanan, ucapan, isyarat gerak bagian tubuh c. Faktor psikologis, kondisi kejiwaan partisipan komunikasi, misalnya dalam keadaan marah, menangis, dan sakit. 5. Permasalahan dalam Keterampilan Berbicara Berikut ini permasalahan-permasalahan yang biasa muncul dalam berbicara dan solusi untuk mengatasinya: a. Kurang percaya diri Solusi: 1) Adanya motivasi baik dari diri sendiri maupun dari luar 2) Menanamkan sikap optimis 3) Menguasai materi 4) Banyak latihan berbicara 5) Menguasai audiens 6) Memaksimalkan penampilan 7) Menyiapkan mental b. Kurang penguasaan materi Solusi: 1) Harus memperbanyak membaca 2) Mempelajari dan mengulang materi 3) Bersikap tenang 4) Focus 5) Banyak bertanya c. Gagap Solusi: 1) Terapi bicara dan ada keinginan untuk sembuh 2) Banyak bersosialisasi dengan lingkungan 3) Perbenyak kosa kata 4) Percaya diri 5) Penguasaan situasi dan kondisi 6) Penguasaan materi yang akan disampaikan d. Kurangnya penguasaan kosakata Solusi: 1) Sering membaca 2) Sering berkomunikasi 3) Mempraktekan kata-kata 4) Aktif berorganosasi e. Hilangnya ide/blank Solusi: 1) Perbanyak membaca 2) Berlatih berbicara 3) Rileks dan focus 4) Gunakan bahasa yang sesuai kondisi 5) Memahami materi f. Kurang sesuai dengan tema Solusi: 1) Memperluas pengetahuan dengan banyak membaca 2) Memahami tema 3) Membuat konsep mengenai apa yang akan disampaikan 4) Menentukan tujuan khusus pembicaraan yang sesuai tema 5) Menguasai materi 6) Bila diperlukan, membawa konsep materi yang akan dibicarakan g. Tidak terbiasa Solusi: 1) Banyak latihan 2) Memperbanyak kosakata 3) Konsultasi dengan orang yang terampil berbicara h. Pelafalan, intonasi, jeda dan lain-lain Solusi: 1) Latihan berbicara 2) Penekanan pada kata-kata tertentu 3) Memberikan penjelasan 4) Koreksi diri C. Keterampilan Membaca 1. Pengertian Keterampilan Membaca Keterampilan membaca adalah aktifitas yang kompleks yang melibatkan berbagai faktor yang datangnya dari dalam diri pembaca dan faktor luar. Selain itu, keterampilan membaca juga dapat dikatakan sebagai jenis kemampuan manusia sebagai produk belajar dari lingkungan dan bukan kemampuan yang bersifat ingstingtif atau naluri yang dibawa sejak lahir. Oleh karena itu, proses mambaca yang dilakukan oleh seorang dewasa(dapat membaca) merupakan usaha mengolah dan menghasilkan sesuatu melalui penggunaan modal tertentu. Membaca adalah proses produksi yang menghasilkan pengetahuan, pengalaman, dan sikap-sikap baru. Untuk mempelancar proses membaca, seorang pembaca harus memiliki modal: 1). Pengetahuan dan Pengalaman, 2). Kemampuan berbahasa (kebahsaan), 3). Pengetahuan tentang teknik membaca, 4). Tujuan membaca. 2. Tujuan Membaca Secara garis besar tujuan membaca itu sangat luas sifatnya karena setiap situasi membaca mempunyai tujuan tersendiri yang bersifa spesifik. Namun, secara umum ada penggolongan membaca tentang tujuan membaca yang telah di kemukakan oleh ehli membaca Waples (1967). Dalam eksperimennya ia menemukan bahwa tujuan membaca itu meliputi bebrapa hal yang pada hakeketnya tujuan membaca adalah nodal utama membaca. Tujuan yang jelas akan memberikan motivasi yang intrinsik yang besar bagi sesorang. Sesorang yang sadar sepenuhnya akan tujuan membaca akan dapta mengarahkan sasaran daya pikir kritis dalam mengolah bahan bacaan sehingga memperoleh kepuasan dalam membaca. 3. Efektifitas Membaca Efekti, artinya peningkatan membaca itu harus diikuti pula oleh peningkatan pemahaman terhadap bacaan. Pembaca yang efektif dan kritis tahu apa yang perlu digalinya dari bahan bacaan secara cepat, memberikan unsur-unsur yang kurang penting, serta membuang hal-hal yang tidak diperlukan. Seorang pembaca yang buruk melakukan tindakannya dan memehaminya secara terputus. Jadi, pemehaman terhadap bacaan menjadi terganggu karena setiap kata dipahami satu persatu. Hal itulah yang menghambat pemahamn seseorang. Seorang pemahan efektif meliat setiap baris bacaan hanya pada stu-satuan pikiran yang ada. Biasanya berupa frase-frase, klausa-klausa, atau kata-kata kunci. Jadi bagian bacaan dilihat semakin sedikit. Akibatnya, pemindahan mata akan semakin cepat, dan pada akhirnya kecepatan membacadapat di tingkatkan. Ia tidak memahami kata demi katasesuai dengan makna aslinya (dalam kamus), tetapi melihat makna kita sesuai dengan konteks kalimatnya. Dengan demikian, pemahaman juga dapat ditingkatkan. 4. Pengetahuan tentang Teknis Membaca Ketrampilan ini berkaitan dengan keseluruhan aktifitas membaca sehingga dapat mencakup makna proses membaca sebagai aktifitaass mengolah kata yang terkandung dalam bahan bacaan, kreatifitas , membaca, sampai pada aktifitas membaca cepat. Secara garis besar, pengetahuan tentang teknik membaca meliputi: a. Pengetahuan tentang aspek-aspek keterampilam membaca 1) Keterampilan mengenali kata 2) Keterampilan mengenali tanda baca 3) Keterampilan memahami makna tersurat 4) Keterampilan membaca kritis 5) Kemapuan membaca kreatif b. Pengetahuan tentang teknik membaca cepat c. Pengetahuan tantang membaca telaah ilmiah 5. Masalah Umum dalam Membaca Ada beberapa masalah dan hambatan yang umum terjadi pada setiap orang, masalah tersebut antara lain: a. Rendahnya tingakat kecepatan membaca Solusi untuk mengatasi masalah tersebut diantaranya: 1) Banyak berlatih membaca 2) Hindari penggunaan telunjuk ketika sedang membaca 3) Membaca dengan tidak bersuara 4) Tidak mengulang kata dalam bacaan 5) Harus memperhatikan possisi membaca 6) Mengetahui dan menggunakan teknik membaca b. Minimnya pemahaman yang diperoleh Solusi untuk mengatasi: 1) Mengenal bacaan sebelum proses membaca 2) Menggunakan teknik membaca 3) Membaca berulang-ulang 4) Memperhatikan jeda dan tanda baca 5) Membaca dengan situasi dan kondisi yang nyaman c. Kurangnya minat baca/malas Solusi untuk mengatasi: 1) Menumbuhkan motivasi/tekad yang kuat 2) Memulai degan membaca buku-buku yang menarik 3) Membiasakan membaca/meluangkan waktu untuk membaca 4) Membaca sambik berimajinasi 5) Mencari lingkungan yang mendukung untuk membaca 6) Menjadikan membaca sebagai kebutuhan d. Kurang konsentrasi Solusi untuk mengatasinya: 1) Membaca dalam suasana yang tenang 2) Fokus terhadap bacaan 3) Adanya minat baca 4) Kondisi lingkungan yangmendukung e. Mengantuk Solusi untuk mengetasinya: 1) Pola tidur teratur 2) Minum air putih yang cukup 3) Mengatur pola hidup sehat 4) Menyetuh air/berwudu f. Istilah asing Solusi untuk mengatasi: 1) Membaca berulang istilah asing tersebut 2) Mencari pengertian istiah tersebut dalam kamus 3) Banyak membaca buku referensi mengenai istilah asing g. Jenuh Solusi untuk mengatasi: 1) Melihat kondisi kita sebelum mambaca 2) Menumbuhkan minat baca 3) Macari buku bacaan yang bergambar 4) Mencari judul yang menarik 5) Menumbuhkan rasa ingin tahu yang besar 6. Tipe-tipe pembaca yang tidak efisien Tipe-tipe pembaca yang tidak efisien diantaranya yaitu: a. Membaca dengan memvokalkan apa yang dibaca b. Membaca sambil bergerak c. Membaca smbil toduran (berbaring) d. Membaca tidak konsentrasi 7. Pandangan yang Salah dalam Membaca Dalam keterampilan membaca, ada bebrapa pandangan yang salah dalam kegiatan membaca, diantaranya yaitu: a. Pandangan yang menganggap bahwa membaca hanya merupakan kegiatan reseptif b. Membaca hanya sebagai proses mengingat c. Membaca hany abila perlu saja D. Keterampilan Menulis 1. Pengertian Menulis berarti menyanpaikan pikiran, perasaan, atau pertimbangan melalui tulisan. Alatnya adalah bahasa yang terdiri atas kata, frasa, klausa, kalimat, paragraph, dan wacanan. Menurut Akhadaih dkk (1998: 13) menulis adalah suatu aktivitas bahasa yang menggunakan tulisan sebagai mediumnya. Sebagai salah satu bentuk komunikasi verbal (bahasa), menulis juga dapat di definisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan dengan menggunakan tulisan sebagai mediumnya. Menulis pada hakekatnya adalah sustu proses berfikir teratur, sehingga apa yang ditulis mudah dipahami pembaca. Sebuah tulisan dikatakan baik apabila memiliki cirri-ciri, antara lain bermakna jelas, bulat dan utuh, ekonomis, dan memenuhi kaidah gramatika. Kemempuan menulis adalah kemempuan sesorang untuk menuangkan buah pikiran, ide, gagsan, dengan menggunakan rangkainabahasa tulis yang baik dan benar. Kemempuan sesorang akan menjadi baik apabila dia memiliki kemampuan untuk menemukan masalah yang akan ditulis, kepekaan terhadap kondisi pembaca, kemempua nmenyusun perencanaan penelitian, kemampuan menggunakan bahasa Indonesia, kemampuan memulai menulis, dan keampuan memeriksa karangan sendiri. 2. Tujuan kegiatan menulis dilakukan dengan berbagai tujuan. Menulis mempunyai empat tujuan, yaitu: a. Mengekpresikan diri b. Memberikan informasi kepada pembaca c. Mempersuasi pembaca d. Menghasilkan karya tulis 3. Jenis Tulisan Berdasarkan tujuan menulis, tulisan dibedakan menjadi lima jenis diantaranya sebagai berikut: a. Narasi yakni karangan/tulisan ekpositoris maupun imajinatif yang secara spesifik menyampaika informasi tertentu berupa perbuatan/tindakan yang terjadi dalam suatu rangkaian waktu b. Deskripsi yakni karangan/tulisan yang secara spesifik menyampaikan informasi tentang situasi dan kondisi suatu lingkungan (kebendaan ataupun kemanusiaan). Penyampaiannya dilakukan secara objektif, apa adanya, dan terperinci. c. Eksposisi yakni karangan/ tulisan yang secara spesifik menyampaikan informasi tentang sesuatu hal (factual maupun konseptual). Penyampaiannya dilakukan dengan tujuan menjelaskan, menerangkan, dan menguraikan sesuatu hal sehingga pengetahuan pendengar/pembaca menjadi bertambah. d. Argumentative yakni karangan/tulisan yang secara spesifik menyampaikan informasi tenteag sesuatu hal (factual maupun konseptual). Penyampainna dilaukan dengan tujuan mempengaruhi, menjelaskan, dan meyakinkan e. Persuasive yakni karangan/tulisan yang secara spesifik menyampaikan informasi tentang sesuatu hal ( factual maupun konseptual). Penyampainnya dilakukan dengan tujuan mempengaruhi, meyakinkan, dan mengajak. Sumber: http://www.sarjanaku.com/2011/08/keterampilan-berbahasa.html http://www.slideshare.net/nasifahlasmana/keterampilan-berbahasa

Civic Knowledge

Diposting oleh Unknown di 04.49 0 komentar
Civic Knowledge
A. Pengertian Civic Knowledge
Materi Pendidikan Kewarganegaraan menurut Branson (1999:4) harus mencakup tiga komponen, yaitu :
a. Civic Knowledge (pengetahuan Kewarganegaraan),
b. Civic Skills (keterampilan Kewarganegaraan), dan
c. Civic Disposition (watak-watak Kewarganegaraan).
Civic knowledge sendiri “berkaitan dengan kandungan atau nilai apa yang seharusnya diketahui oleh warga negara” (Branson, 1999:8). Aspek ini menyangkut kemampuan akademik-keilmuan yang dikembangkan dari berbagai teori atau konsep politik, hukum dan moral. Dengan demikian, mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan bidang kajian multidisipliner. Secara lebih terperinci, materi pengetahuan Kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang hak dan tanggung jawab warga negara, hak asasi manusia, prinsip-prinsip dan proses demokrasi, lembaga pemerintah dan non-pemerintah, identitas nasional, pemerintahan berdasar hukum (rule of law) dan peradilan yang bebas dan tidak memihak, konstitusi, serta nilai-nilai dan norma-norma dalam masyarakat. Dengan kata lain civic knowledge yakni kecerdasan, kecakapan, dan kemampuan penguasaan pengetahuan kewargaan oleh warganegara.


B. Karakteristik Pembelajaran untuk pengembangan civic knowledge
Adapun Karakteristik Pembelajaran untuk pengembangan civic knowledge secara garis besar yaitu sebagai berikut :
1. Pembelajaran yang bersifat kooperatif, dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Pembelajaran secara tim
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran secara tim. Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim harus mampu membuat siswa belajar. Semua anggota tim (anggota kelompok) harus saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran. Untuk itulah, kriteria keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh keberhasilan tim.
b. Didasarkan pada manajemen kooperatif
Sebagaimana pada umumnya, manajemen mempunyai empat fungsi pokok yaitu Perencanaan, Organisasi, Pelaksanaan, dan Kontrol. Demikian juga dalam pembelajaran kooperatif. Perencanaan menunjukkan bahwa pembelajaran memerlukan perencanaan yang matang agar proses pembelajaran berjalan secara efektif. Pelaksanaan menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif harus dilaksanakan sesuai dengan perencanaan melalui langkah-langkah pembelajaran yang sudah ditentukan termasuk ketentuan-ketentuan yang sudah disepakati bersama. Fungsi organisasi menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pekerjaan bersama antar setiap anggota kelompok. Oleh sebab itu, perlu diatur tugas dan tanggung jawab setiap anggota kelompok. Fungsi kontrol menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif perlu ditentukan kriteria keberhasilan baik melalui tes maupun non tes.
c. Kemauan untuk bekerja sama
Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara kelompok. Oleh sebab itu, prinsip bekerja sama perlu ditekankan dalam proses pembelajaran kooperatif. Setiap anggota kelompok bukan saja harus diatur tugas dan tanggung jawab masing-masing, akan tetapi juga ditanamkan perlunya saling membantu, misalnya siswa yang pintar membantu siswa yang kurang pintar.
d. Keterampilan bekerja sama
Kemampuan untuk bekerja sama itu kemudian dipraktikkan melalui aktivitas dan kegiatan yang tergambar dalam keterampilan bekerja sama. Dengan demikian, siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain. Siswa perlu dibantu mengatasi berbagai hambatan dalam berinteraksi dan berkomunikasi, sehingga setiap siswa dapat menyampaikan ide, mengemukakan pendapat dan memberi kontribusi kepada keberhasilan kelompok.
Menurut Arends (2007: 5), bahwa pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Siswa bekerja dalam tim untuk mencapai tujuan belajar.
2) Tim-tim itu terdiri atas siswa-siswa yang berprestasi rendah, sedang, dan tinggi.
3) Jika memungkinkan, tim-tim itu terdiri atas campuran ras, budaya, dan gender.
4) Sistem reward-nya berorientasi kelompok maupun individu. Akup #
2. Pembelajaran yang dapat mencakup 3 aspek, yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
a. Aspek Kognitif
Tingkat pengetahuan (Knowledge), yang menuntut siswa untuk mampu mengingat (recall) berbagai informasi yang telah diterima sebelumnya, misalnya fakta, rumus, terminology strategi problem solving dan lain sebagainya.
b. Aspek Afektif
Menurut Krathwohl (1961), bila ditelusuri hampir semua tujuan kognitif mempunyai komponen afektif. Ranah afektif tidak dapat diukur seperti halnya ranah kognitif, karena dalam ranah afektif kemampuan yang diukur adalah: Menerima (memperhatikan), Merespon, Menghargai, Mengorganisasi, dan Karakteristik suatu nilai.
Skala yang digunakan untuk mengukur ranah afektif seseorang terhadap kegiatan suatu objek diantaranya skala sikap. Hasilnya berupa kategori sikap, yakni mendukung (positif), menolak (negatif), dan netral. Sikap pada hakikatnya adalah kecenderungan berperilaku pada seseorang. Ada tiga komponen sikap, yakni kognisi, afeksi, dan konasi. Kognisi berkenaan dengan pengetahuan seseorang tentang objek yang dihadapinya. Afeksi berkenaan dengan perasaan dalam menanggapi objek tersebut, sedangkan konasi berkenaan dengan kecenderungan berbuat terhadap objek tersebut. Oleh sebab itu, sikap selalu bermakna bila dihadapkan kepada objek tertentu.
Skala sikap dinyatakan dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden, apakah pernyataan itu didukung atau ditolaknya, melalui rentangan nilai tertentu. Oleh sebab itu, pernyataan yang diajukan dibagi ke dalam dua kategori, yakni pernyataan positif dan pernyataan negatif. Salah satu skala sikap yang sering digunakan adalah skala Likert. Dalam skala Likert, pernyataan-pernyataan yang diajukan, baik pernyataan positif maupun negatif, dinilai oleh subjek dengan sangat setuju, setuju, tidak punya pendapat, tidak setuju, sangat tidak setuju.
c. Aspek psikomotor
Hasil belajar keterampilan (psikomotor) dapat diukur melalui: (1) pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku peserta didik selama proses pembelajaran praktik berlangsung, (2) sesudah mengikuti pembelajaran, yaitu dengan jalan memberikan tes kepada peserta didik untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap, (3) beberapa waktu sesudah pembelajaran selesai dan kelak dalam lingkungan kerjanya. Dalam ranah psikomotorik yang diukur meliputi (1) gerak refleks, (2) gerak dasar fundamen, (3) keterampilan perseptual; diskriminasi kinestetik, diskriminasi visual, diskriminasi auditoris, diskriminasi taktis, keterampilan perseptual yang terkoordinasi, (4) keterampilan fisik, (5) gerakan terampil, (6) komunikasi non diskusi (tanpa bahasa-melalui gerakan) meliputi: gerakan ekspresif, gerakan interprestatif











C. Metode dan Tekhnik Pembelajaran untuk Civic Knowledge
Beberapa alternatif metode dalam pembelajaran PKn menurut Abdul Gafur (2006) diantaranya adalah (1) pembelajaran portofolio, (2) modeling, (3) conditioning, (4) gaming, (5) teaching, dan (6) value clarification technique (VCT).
1. Pembelajaran Portofolio
a. Konsep Dasar Portofolio
Portofolio dapat diartikan sebagai suatu wujud benda fisik, sebagai suatu proses sosial pedagogis, maupun sebagai adjective. Sebagai suatu benda fisik, portofolio adalah bundel, yakni kumpulan atau dokumentasi hasil pekerjaan peserta didik yang disimpan pada suatu bundel. Misalnya hasil tes awal (pre test), tugas-tugas, catatan anekdot, piagam penghargaan, keterangan melaksanakan tugas terstruktur, hasil tes akhir (post test), dan sebagainya. Sebagai suatu proses sosial pedagogis, portofolio adalah collection of learning experience yang terdapat di dalam pikiran peserta didik, baik yang berwujud pengetahuan (kognitif), keterampilan (skill), maupun nilai dan sikap (afektif). Adapun sebagai suatu adjective, portofolio sering kali disandingkan dengan konsep lain, misalnya dengan konsep pembelajaran dan penilaian. Jika disandingkan dengan konsep pembelajaran maka dikenal istilah pembelajaran berbasis portofolio (portfolio based learning), sedangkan jika disandingkan dengan konsep penilaian maka dikenal istilah penilaian berbasis portofolio (portfolio based assessment) (Dasim Budimansyah, 2002: 1-2).
Berdasarkan uraian di atas, pengertian portofolio di sini adalah suatu kumpulan pekerjaan siswa dengan maksud tertentu dan terpadu yang diseleksi menurut panduan-panduan yang ditentukan (Iim Wasliman dan Numan Somantri, 2002: 47). Panduan yang dipakai berdasarkan pada mata pelajaran dan tujuan penilaian portofolio. Apabila dikaitkan dengan pembelajaran PKn, maka portofolio merupakan kumpulan informasi yang tersusun dengan baik yang menggambarkan rencana kelas siswa berkenaan dengan suatu isu kebijakan publik yang telah diputuskan untuk dikaji, baik dalam kelompok kecil maupun kelas secara keseluruhan (Udin S Winataputra, 2005).
Portofolio kelas berisi bahan-bahan seperti pernyataan tertulis, peta, grafik, photografi, dan karya seni asli. Bahan-bahan tersebut menggambarkan beberapa hal yang telah dipelajari siswa berkenaan dengan: (a) masalah yang telah dipilih, (b) alternatif pemecahan masalah, (c) kebijakan publik yang telah dipilih atau dibuat siswa untuk mengatasi masalah, dan (d) rencana tindakan agar pemerintah menerima kebijakan yang diusulkan siswa.
Terkait dengan mata pelajaran PKn yang berperan penting dalam menyiapkan warga negara yang berkualitas, sehingga dapat berpartisipasi aktif, diperlukan bekal pengetahuan dan keterampilan, pengalaman praktis, dan pemahaman tentang pentingnya warga negara. Oleh karena itu, sudah selayaknya pembelajaran PKn dapat membekali siswa dengan pengetahuan dan keterampilan warga negara yang memadai serta pengalaman praktis agar memiliki kompetensi dalam berpartisipasi. Namun demikian, tidak semua materi pelajaran dalam PKn dapat disampaikan dengan metode portofolio.
Pembelajaran PKn yang berbasis portofolio memperkenalkan mendidik siswa dengan beberapa metode dan langkah-langkah yang dipergunakan dalam proses politik. Pembelajaran ini bertujuan untuk membina komitmen aktif para siswa terhadap kewarganegaraan dan pemerintahannya dengan cara:
a) Membekali pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk berpatisipasi secara efektif
b) Membekali pengalaman praktis yang dirancang untuk mengembangakan kompetensi dan efektivitas partisipasi
c) Mengembangkan pemahaman akan pentingnya partisipasi warga Negara (Udin S Winataputra, 2005).
a. Langkah-langkah Portofolio
Dalam pembelajaran PKN berbasis portofolio, kelas dibagi ke dalam empat kelompok. Setiap kelompok bertanggung jawab untuk membuat satu bagian portofolio kelas. Tugas-tugas setiap kelompok portofolio adalah sebagai berikut:
a) Kelompok portofolio satu: menjelaskan masalah
Kelompok ini bertanggungjawab menjelaskan masalah yang dipilih sebagai kajian kelas. Selain itu juga harus menjelaskan beberapa hal yang meliputi alasan mengapa yang disajikan adalah masalah yang penting untuk dipecahkan dan mengapa badan atau tingkat pemerintahan tertentu harus menyelesaikan masalah tersebut.
b) Kelompok portofolio dua: menilai kebijakan alternatif yang disarankan untuk memecahkan masalah
Kelompok ini bertanggungjawab menjelaskan kebijakan-kebijakan yang sudah ada dan atau menjelaskan kebijakan-kebijakan alternatif yang dibuat untuk memecahkan masalah.
c) Kelompok portofolio tiga: mengusulkan kebijakan publik untuk mengatasi masalah
Kelompok ini bertanggungjawab untuk mengembangkan dan menerangkan dengan tepat suatu kebijakan tertentu yang disepakati dan didukung oleh seluruh kelas untuk memecahkan masalah.
d) Kelompok portofolio empat: membuat rencana tindakan
Kelompok ini bertanggungjawab membuat rencana tindakan yang menunjukkan bagaimana cara warga negara dapat mempengaruhi pemerintah untuk menerima kebijakan yang didukung oleh kelas.
Karya keempat kelompok akan diutamakan pada portofolio kelas. Karya tersebut memiliki dua seksi, yaitu :
a) seksi penayangan. Hasil karya (hasil penelitian dan pengumpulan informasi) masing-masing dari keempat kelompok ditempelkan pada satu bidang panel dari papan tayangan empat panel. Tayangan ini dibuat sedemikian rupa sehingga dapat diletakkan di atas meja, papan buletin, atau pada emat kuda-kuda. Bahan-bahan yang ditayangkan meliputi pernyataan-pernyataan tertulis, daftar sumber, peta, grafik, foto, karya seni asli, dan sebagainya.
b) seksi dokumentasi. Keempat kelompok harus memilih bahan-bahan yang terkumpul, bahan-bahan terbaik yang mendokumentasikan atau memberi bukti penelitiannya. Bahan-bahan yang dipilih harus mewakili contoh-contoh penelitian terpenting dan/atau paling bermakna yang telah dikerjakan siswa. Tidak semua penelitian harus dimasukkan. Bahan-bahan ini dimasukkan ke dalam sebuah map jepit. Gunakan pemisah berwarna beda untuk memisahkan keempat seksi dokumentasi dari keempat kelompok portofolio tersebut. Siapkan daftar isi untuk setiap seksi.
2. Modeling
Modeling dalam pembelajaran PKn sangatlah penting, mengingat PKn terdiri dari rumpun politik, hukum, dan moral. Dalam pembelajaran nilai moral, teladan dari seseorang yang dijadikan model oleh siswa sangat berperan untuk terinternalisasinya nilai moral yang diajarkan.
Model yang digunakan dapat berupa:
a. manusia, terdiri dari tokoh masyarakat, pahlawan, pemimpin bangsa.
b. model nonmanusia, terdiri dari dongeng dan fabel (Abdul Gafur, 2006: 5)
3. Conditioning
Conditioning, yaitu penciptaan situasi dan kondisi yang mengharuskan seseorang berperilaku/berbuat sesuai kondisi yang diciptakan. Misalnya sarana antrean, sarana masuk keluar swalayan, sarana masuk keluar tempat parkir (Abdul Gafur, 2006: 5).
Dengan penciptaan kondisi yang demikian serta mengharuskan siswa untuk melakukannya sesuai dengan aturan yang berlaku akan dapat digunakan sebagai metode untuk menanamkan nilai moral disiplin, kesabaran, toleransi.
4. Gaming
Gaming merupakan metode pembelajaran yang menghendaki siswa berlomba-lomba untuk menentukan menang kalah. Contoh pembelajaran melalui metode gaming adalah broken square, team game tournament, cerdas cermat (Abdul Gafur, 2006: 5).
5. Teaching
Teaching merupakan metode pembelajaran PKn dengan cara memberikan ajaran (piwulang) bagaimana seharusnya seseorang harus berperilaku atau tidak berperilaku. Misalnya ajaran bagaimana bersikap kepada orang tua, bagaimana berbahasa, bagaimana cara makan, minum dan sebagainya. (Abdul Gafur, 2006: 6).
6. Value Clarification Technicque (VCT)
VCT merupakan metode menanamkan nilai (values) dengan cara sedemikian rupa sehingga peserta didik memperoleh kejelasan/kemantapan nilai. Teknik yang digunakan dalam VCT bisa berupa angket dan tanya jawab (Abdul Gafur, 2006: 6). Lahirnya metode ini merupakan upaya untuk membina nilai-nilai yang diyakini, sehubungan dengan timbulnya kekaburan nilai atau konflik nilai di tengah-tengah kehidupan masyarakat (Soenarjati dan Cholisin, 1986 : 124).
Melalui pembelajaran dengan VCT siswa diajarkan untuk: (1) memberikan nilai atas sesuatu, (2) membuat penilaian yang rasional dan dapat dipertanggungjawabkan, (3) memiliki kemampuan serta kecenderungan untuk mengambil keputusan yang menyangkut masalah nilai dengan jelas, rasional dan objektif, dan (4) memahami dan mengamalkan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat.
Tabel berikut ini menjelaskan mengenai keunggulan dan kelemahan VCT.
Keunggulan Kelemahan
siswa belajar lebih aktif Masalah nilai (value) merupakan masalah abstrak, sehingga sulit diungkap secara kongkrit
siswa mendapat kejelasan tentang nilai-nilai yang dapat dipertahankan secara moral Terjadinya perbedaan pendapat dalam masalah nilai sulit dihindari, sehingga kadang-kadang mengundang kebingungan para siswa
Masalah nilai adalah masalah apa yang diinginkan, seharusnya (normatif), karenanya sering terdapat kesenjangan dengan apa yang terjadi dalam praktek nyata (empiris)
Untuk mengambil keputusan nilai secara rasional obyektif dari konflik atau dilema nilai, dapat digunakan beberapa teknik VCT, diantaranya kartu penilaian dan tahap-tahap analisa dilema nilai.
1) Kartu penilaian
Dalam teknik ini siswa diajak memberikan penilaian dan menentukan keputusan, memecahkan masalah, memberikan penilaian dan menentukan sikap yang rasional. Berikut ini disajikan contoh format kartu penilaian.
NAMA SISWA/KELOMPOK:........................ KELAS:..............................
MASALAH YANG AKAN DIPECAHKAN/DINILAI : ....................................................................................................................
DASAR PERTIMBANGAN PENILAIAN/PEMECAHAN KAMI IALAH : ...................................................................................................................
1. Data/fakta yang dijadikan sumber ialah :
1) 4)
2) 5)
3) 6)
2. Pertimbangan-Pertimbangan (analisis dan pemikiran) kami ialah :
3. Kesimpulan pemikiran/pendapat kami :
4. Pemecahan dan alasannya:
5. Penjelasan lain:
2) Tahap-Tahap Analisa Dilema Nilai
Untuk dapat mengambil keputusan terhadap dilema nilai yang dihadapi, ada 7 tahap yang harus dilewati agar sampai pada pemecahan masalah yang rasional obyektif (Soenarjati & Cholisin, 1994: 126-127) . Ketujuh tahap tersebut meliputi:
a) Menentukan peristiwa yang merupakan dilema (dilemma)
b) Menentukan alternatif-alternatif apa yang akan dikerjakan untuk memecahkan dilema (alternatives)
c) Menentukan akibat-akibat apa yang akan terjadi dari masing-masing alternatif yang akan dikerjakan (consequenes)
d) Jika akaibat-akaibat itu terjadi (tahap 3) bagaimana akibatnya dalam jangka panjang dan jangka pendek (consequenes of consequeces)
e) Fakta-fakta atau bukti-bukti apa yang menunjukkan bahwa akibat-akibat itu akan terjadi (what evidence is there that consequences will occur)
f) Mengadakan penilaian (asasmen) mengenai akibat mana yang baik dan akibat mana yang buruk, berdasarkan pada kriteria tertentu
g) Mengambil keputusan nilai mana yang akan dilaksanakan (decision).
Metode lainnya dalam pembelajaran PKn, yaitu ceramah bervariasi, tanya jawab, bermain peran, karya wisata, dan permainan simulasi (Soenarjati & Cholisin, 1994). Semua metode itu mengarah pada pengembangan kemampuan siswa. Secara rinci di bawah ini adalah uraian masing-masing metode.
a. Ceramah Bervariasi
Metode ceramah jarang sekali diterapkan dalam pembelajaran tanpa dibarengi dengan metode yang lain. Biasanya penggunaan metode ceramah dikombinasikan dengan metode pembelajaran yang lain, yang kemudian dikenal dengan sebutan ceramah bervariasi.
Metode ceramah bervariasi muncul sebagai upaya untuk:
1) Menutupi atau mengimbangi kelemahan metode ceramah murni.
2) Memusatkan perhatian siswa kepada pokok masalah yang sedang dibahas dalam aktivitas belajar mengajar.
3) Mengontrol daya tangkap siswa terhadap isi ceramah.
4) Melibatkan potensi (indra) siswa secara optimal (tidak hanya pendengaran saja)
Sementara itu, metode ceramah murni merupakan cara penyajian dan penyampaian materi pelajaran dari guru kepada siswa secara lisan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Ciri-ciri metode ini, seorang guru berbicara terus menerus secara monoton, sedang siswa berperan sebagai pendengar, sehingga yang terjadi adalah interaksi searah, yaitu hanya diwarnai dengan inisiatif guru kepada siswa bukan sebaliknya.
Metode ceramah murni dapat diterapkan apabila:
1) peserta yang hadir dalam jumlah relatif besar
2) materi pelajaran bersifat informatif, sehingga guru hanya berperan sebagai pemberi informasi saja
3) guru pandai menggunakan kata-kata yang tepat untuk menggambarkan informasi yang hendak disampaikan
4) suasana cukup tenang
5) siswa cukup mampu untuk menangkap ungkapan-ungkapan lisan dari gurunya.
Tabel berikut menjelaskan mengenai keunggulan dan kelemahan metode ceramah murni
Keunggulan Kelemahan
Dapat dipakai untuk kelas besar Menghalangi respon peserta didik
Tepat untuk orang dewasa Sukar menggambarkan ide dengan kata-kata dan ungkapan yang tepat (jarang orang yang dapat menjadi pembicara yang baik), sehingga pembicaraannya kurang menarik
Banyak bahan yang bisa dikomunikasikan Tidak tepat untuk anak-anak usia muda
Tidak membutuhkan banyak alat bantu
Fleksibilitasnya tinggi, artinya bila waktu masih luang materi dapat diuraikan secara panjang lebar, tetapi bila kesempatan terbatas materi dapat disingkat, disampaikan secara garis besar saja
a. Tanya Jawab
Menurut Jusuf Djajadisastra (dalam Soenarjati & Cholisin, 1994: 120) metode tanya jawab adalah suatu cara untuk menyampaikan atau menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk pertanyaan dari guru yang harus dijawab oleh siswa. Metode tanya jawab akan lebih tepat digunakan jika dikombinasikan dengan metode ceramah atau metode lainnya, siswa terhimpun dalam kelas (jumlah) yang relatif kecil, dan siswa sudah dapat menguasai materi pelajaran yang telah diberikan dengan baik. Seperti halnya metode yang lain, metode tanya jawab juga mengandung keunggulan dan kelemahan.
Tabel berikut menjelaskan mengenai keunggulan dan kelemahan metode tanya jawab.
Keunggulan Kelemahan
menghidupkan suasana siswa harus sudah memiliki pengetahuan dasar dulu kalau tanya jawab akan berjalan dengan lancar.
menampung respon peserta didik tidak tepat untuk menyampaikan informasi
membangkitkan minat belajar siswa waktu yang tersedia tidak dapat digunakan secara efisien.
siswa dapat belajar menjawab pertanyaan lisan dengan ungkapan-ungkapan yang tepat. jalannya pelajaran kurang bisa berlangsung secara sistematis
b. Diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan menugaskan pelajar atau kelompok pelajar melaksanakan percakapan ilmiah untuk mencari kebenaran dalam rangka mewujudkan tujuan pelajaran (Soenarjati & Cholisin, 1994: 121). Peranan siswa dalam diskusi adalah berusaha dengan jujur untuk memperoleh suatu keputusan atau kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan menjadi kesepakatan bersama. Jalannya diskusi diatur oleh seorang pemimpin sidang (moderator). Metode diskusi dapat diterapkan apabila guru ingin melatih siswa untuk dapat berpikir dan mengemukakan hasil pikirannya (pendapat) secara lisan, dan topik yang diketengahkan oleh guru memang bersifat problematis, bukan merupakan informasi atau doktrin.
Tabel berikut ini menjelaskan mengenai keunggulan dan kelemahan diskusi.
Keunggulan Kelemahan
suasana kelas lebih hidup. Anak lebih bersikap kritis, kreatif dan demokratis. untuk kelas besar agak kurang cocok, sulit pengaturannya.
membantu dalam memecahkan problem membutuhkan waktu relatif banyak
melatih keberanian anak untuk berbicara di muka umum sering terjadi kesalahpahaman dalam memandang masalah yang sedang didiskusikan
melatih anak untuk disiplin pada peraturan permainan biasanya kesempatan dimonopoli oleh anak yang pandai berbicara, berani dan ambisius
Beberapa cara untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut adalah: (1) jika kelas terlampau besar, dapat dibagi dalam kelompok-kelompok dengan pengawasan guru, (2) karena membutuhkan banyak waktu, maka diadakan diskusi topik yang memang perlu dan jangan terus menerus, (3) sebaiknya diadakan diskusi sesudah anak mendapatkan banyak pengetahuan sebagai modal dalam memecahkan masalah, dan (4) agar tidak dimonopoli oleh anak-anak tertentu, guru harus membuat aturan permainan sedemikian rupa sehingga semua bisa berpartisipasi.
c. Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah suatu cara mengajar yang memberikan kesempatan pada semua siswa untuk menganalisis dan melakukan sintesis dalam kesatuan struktur atau situasi di mana masalah itu berada, atas inisiatif sendiri. Metode ini dipakai apabila: (1) ada keinginan untuk mengembangkan kemampuan berfikir, terutama di dalam mencari akibat-akibat dan tujuan suatu masalah, (2) memecahkan dan atau menganalisa masalah dari berbagai sudut pandang, dan (3) memberikan pengetahuan dan kecakapan praktis yang mempunyai nilai guna bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari.
Tabel berikut ini menjelaskan mengenai keunggulan dan kelemahan pemecahan masalah.
Keunggulan Kelemahan
mendidik siswa untuk berfikir secara sistematis memerlukan waktu yang relatif banyak
mendidik siswa untuk berfikir logis (mencari hubungan sebab akibat dalam suatu masalah) membutuhkan kesiapan siswa secara ilmiah
siswa menjadi terbuka untuk berbagi pendapat dan mampu membuat pertimbangan untuk memilih suatu ketetapan siswa dituntut untuk menguasai berbagai masalah
siswa mampu mencari berbagai alternatif jalan keluar terhadap suatu masalah
siswa dilatih belajar mandiri
f. Inquiry
Istilah inquiry, discovery dan problem solving adalah istilah-istilah yang menunjuk suatu kegiatan atau cara belajar yang bersifat logis kritis, analitis menuju suatu kesimpulan yang meyakinkan. Menurut Husein Achmad (dalam Soenarjati & Cholisin, 1994: 123), dalam penerapan metode inquiry, siswa mempunyai kegiatan mencari sesuatu sampai tingkat yakin/percaya (belief), didukung oleh fakta, analisa, interpretasi dan pembuktian bahkan sampai pada pencarian alternatif pemecahan masalah. Metode ini digunakan untuk: (1) memecahkan masalah yang telah disepakati bersama, (2) membina kemandirian siswa untuk belajar menemukan dan memecahkan masalah, dan (3) mengembangkan daya kemampuan siswa untuk dapat berpikir logis, kritis, analitis tentang masalah yang dihadapinya.
Keunggulan-keunggulan dari metode ini antara lain :
1) mengembangkan keterampilan siswa untuk mampu memecahkan masalah serta mengambil keputusan secara objektif dan mandiri
2) mengembangkan kemampuan berpikir siswa dalam rangka meningkatkan potensi intelektual
3) membina dan mengembangkan sikap ingin tahu dan cara berfikir sistematis, baik secara individual maupun kelompok.
g. Bermain Peran (Role Playing)
Metode bermain peran, yaitu suatu cara yang diterapkan dalam proses beajar mengajar dimana siswa diberikan kesempatan untuk meaksanakan kegiatan-kegiatan untuk menjelaskan sikap dan niali-niai serta memainkan tingkah laku (peran) tertentu sebagaimana yang terjadi daam kehidupan masyarakat. Tujuan penggunaan metode ini antara lain: (1) membina nilai-nilai tertentu kepada siswa, (2) meningkatkan kesadaran dan penghayatan terhadap nilai-nilai, dan (3) membina penghayatan siswa terhadap suatu kejadian yang sebenarnya dalam realitas hidup. Dengan cara seperti itu, siswa dididik untuk tanggap terhadap lingkungan, bukan sebaliknya bersikap acuh tak acuh.
Langkah-langkah dalam bermain peran adalah: (1) Pemanasan yang bisa berupa pengantar serta pembacan cerita oleh guru, (2) Memilih siswa yang akan berperan, (3) menyiapkan penonton yang akan mengobservasi, (4) mengatur panggung, (5) permainan berlangsung, (6) diskusi dan evaluasi, (7) permainan berikutnya, jika perlu dan waktu memungkinkan, (8) diskusi lebih lanjut, dan (9) generalisasi.
Tabel berikut ini menjelaskan keunggulan dan kelemahan bermain peran.
Keunggulan Kelemahan
Siswa dapat berlatih untuk memecahkan suatu problem sosial menurut pendapatnya sendiri Memakan waktu banyak
Memperkaya siswa dengan pengalaman-pengalaman sosial yang problematis Siswa sering tampak kaku dalam memainkan perannya di hadapan teman-temannya
Siswa belajar mengekspresikan penghayatan mereka mengenai suatu problem di depan umum Hasil belajar siswa sulit dikontrol
Mengembangkan nilai dan sikap siswa Situasi sosial yang diciptakan dalam kelas tidak bisa sepenuhnya sama dengan situasi dalam masyarakat, sehingga sulit mengarahkan siswa bermain dengan sungguh-sungguh
Siswa dapat berlatih untuk memecahkan suatu problem sosial menurut pendapatnya sendiri Memakan waktu banyak
h. Karya Wisata
Metode karya wisata yaitu kunjungan ke suatu tempat di mana peserta akan menyumbangkan tenaganya (dengan berkarya) kepada obyek yang dikunjungi.
Tabel berikut ini menjelaskan keunggulan dan kelemahan karya wisata.
Keunggulan Kelemahan
siswa tidak hanya mempunyai pengalaman teoretis tetapi dapat menerapkan secara langsung pengetahuannya memakan waktu dan biaya yang relatif mahal
bekerja lapangan merupakan pengalaman yang berguna bagi siswa untuk introspeksi diri, baik kelebihannya maupun kelemahannya membutuhkan persiapan yang sangat kompleks, menyangkut sekolah, siswa, obyek yang akan dikunjungi dan sebagainya.
siswa dilatih untuk menggunakan waktu luang untuk penyegaran jasmani dan rohani dengan berekreasi Sering terjadi ketimpangan antara karya dan wisata, dimana wisata lebih dominan

SALING KETERGANTUNGAN ANTAR MAKHLUK HIDUP

Diposting oleh Unknown di 04.48 4 komentar
SALING KETERGANTUNGAN ANTAR MAKHLUK HIDUP

A. Saling Ketergantungan biotik dan abiotic
Ekosistem tersusun dari beberapa komponen, antara komponen-komponen ekosistemm terjadi saling ketergantungan. Makhluk sangat tergantung pada lingkungannya, baik lingkungan abiotic atau lingkungan biotik. Keadaan komponen abiotic yang sesuai bagi satu jenis makhluk berbeda untuk jenis makhluk lainnya. Di dalam ekosistem tampak bahwa lingkungan abiotic sangat menentukan jenis-jenis makhluk hidup yang dapat sesuai dengan lingkungan tertentu. Hal ini dapat terlihat dari beberapa contoh di bawah ini :
1. Air merupakan salah satu contoh komponen abiotik dalam ekosistem. Air sangat berguna bagi makhluk hidup. Tumbuhan sangat memerlukan air, misalnya untuk bahan baku fotosintetis. Akar tumbuhan menembus ke dalam tanah untuk menyerap air dan zat-zat hara. Jika tanah mengandung cukup air maka tumbuhan akan tumbuh subur. Sebaliknya, jika kekurangan air, tumbuhan tidak akan tumbuh dengan baik. Selain berguna bagi tumbuhan, air juga berguna bagi hewan dan manusia. Hewan memerlukan air untuk minum. Bagi hewan air seperti udang, ikan dan ketam; air merupakan tempat tinggal bagi mereka. manusia memerlukan air untuk berbagai keperluan, seperti minum, memasak, mandi dan mencuci.



2. Contoh lain komponen abiotik yang berpengaruh terhadap komponen biotik adalah udara. Di dalam udara terdapat gas oksigen dan karbon dioksida. Oksigen merupakan gas yang diperlukan untuk pernapasan, baik manusia, hewan maupun tumbuhan. Adapun karbon dioksida merupakan gas yang menjadi salah satu bahan baku fotosintetis tumbuhan hijau.

B. Rantai Makanan
Dalam suatu ekosistem terjadi proses makan dimakan yang merupakan satu alur dikenal sebagai rantai makanan. Rangkaian makan dimakan yang disebut rantai makanan dapat terjadi di ekosistem manapun.
Rangkaian makan yang satu alur terjadi bila satu macam produsen dimakan oleh satu macam konsumen pertama dan pada gilirannya dimakan oleh satu macam konsumen kedua. Makan dimakan ini mungkin tidak akan berhenti pada konsumen kedua karena ada konsumen yang makan konsumen kedua tadi yang dalam hal ini disebut konsumen ketiga. Pada akhirnya semua makhluk yang menjadi bagian dari suatu ragkaian makan dimakan tadi akan mati dan semuanya akan diuraikan oleh pengurai yang disebut dengan konsumen puncak, yakni konsumen yang menjadi pemakan terakhir. Konsumen terakhir tersebut merupakan konsumen puncak karena tidak ada yang memakannya, hal ini tergantung pada produsen dan konsumennya.








C. Jaring-jaring makanan
Pada kenyataannyaa di alam ini tidak pernah terjadi bahwa satu macam produsen hanya dimakan oleh satu macam consumen pertama. Yang sering terjadi adalah satu macam produsen dimakan oleh beberapa macam konsumen pertama dan satu macam konsumen pertama dimakan olehbeberapa konsumen kedua. Demikian pula satu macam konsumen tidak hanya tergantung pada satu macam makanan saja. Pada umumnya kambing tidak hanya makan rumput tetapi juga makan dedaunan beberapa jenis tumbuhan.
Daun-daun yang menjadi makanan kambing dapat juga menjadi makanan ulat, belalang atau beberapa herbivore lain. Apabila diperhatikan dengan seksama ternyata hubungan makanan yang saling berhubungan tersebut dinamakan jaring-jaring makanan. Seperti halnya rantai makanan, jarring-jaring makanan juga dapat ditemui dalam ekosistem darat dan air.









D. Piramida Ekologi
a. Pengertian Piramida Ekologi
Piramida ekologi adalah gambaran susunan antar trofik dapat disusun berdasarkan kepadatan populasi, berat kering, maupun kemampuan menyimpan energi pada tiap trofik. Struktur trofik dapat disusun secara urut sesuai hubungan makan dan dimakan antar trofik yang secara umum memperlihatkan bentuk kerucut atau piramid. Piramida ekologi ini berfungsi untuk menunjukkan gambaran perbandingan antar trofik pada suatu ekosistem. Dalam pyramid ekologi jumlah tiap kelompok komponen biotik digambarkan dalam bentuk balok melintang. Panjang balok melintang sebanding dengan jumlah komponan biotik yang digambarkan. Pada tingkat pertama ditempati produsen sebagai dasar dari piramida ekologi, selanjutnya konsumen primer, sekunder, tersier sampai konsumen puncak.
Ketika organisme autotrof (produsen) dimakan oleh herbivora (konsumen I), maka energi yang tersimpan dalam produsen (tumbuhan) berpindah ke tubuh konsumen I (pemakannya) dan konsumen II akan mendapatkan energi dari memakan konsumen I, dan seterusnya. Setiap tingkatan pada rantai makanan itu disebut taraf trofi. Ada beberapa tingkatan taraf trofi pada rantai makan sebagai berikut.[3]
Tingkat taraf trofi 1 : organisme dari golongan produsen (produsen primer)
Tingkat taraf trofi 2 : organisme dari golongan herbivora (konsumen primer)
Tingkat taraf trofi 3 : organisme dari golongan karnivora (konsumen sekunder)
Tingkat taraf trofi 3 : organisme dari golongan karnivora (konsumen predator)
Di dalam rantai makanan tersebut, tidak seluruh energi dapat dimanfaatkan, tetapi hanya sebagian yang mengalami perpindahan dari satu organisme ke organisme lainnya, karena dalam proses transformasi dari organisme satu ke organisme yang lain ada sebagian energi yang terlepas dan tidak dapat dimanfaatkan. Misalnya, tumbuhan hijau sebagai produsen menempati taraf trofi pertama yang hanya memanfaatkan sekitar 1% dari seluruh energi sinar matahari yang jatuh di permukaan bumi melalui fotosintesis yang diubah menjadi zat organik.
Jika tumbuhan hijau dimakan organisme lain (konsumen primer), maka hanya 10% energi yang berasal dari tumbuhan hijau dimanfaatkan oleh organisme itu untuk pertumbuhannya dan sisanya terdegradasi dalam bentuk panas terbuang ke atmosfer. Selama keadaan produsen dan konsumen-konsumen tetap membentuk piramida, maka keseimbangan alam dalam ekosistem akan terpelihara.

b. Macam-macam piramida ekologi
• Piramida Jumlah, yaitu piramida yang menggambarkan hubungan kepadatan populasi / jumlah individu antar tingkatan trofi.
• Piramida Biomassa, yaitu piramida yang menggambarkan jumlah biomassa antar tingkatan trofi. Biomassa adalah jumlah berat kering dari seluruh organisme dalam suatu ekosistem.
• Piramida Energi, yaitu piramida yang menggambarkan jumlah energi yang dimiliki setiap tingkatan trofi. dalam ekosistem. Piramida ini memiliki beberapa keuntungan antara lain : Dapat memperhitungkan kecepatan produksi, Berat 2 species yang sama belum tentu memiliki energi yang sama, Dapat digunakan untuk membandingkan berbagai macam ekosistem, Masukan energi matahari dapat ditambahkan pada dasar piramida energi.


E. Pola Interaksi Organisme
Interaksi adalah hubungan antar organisme yang satu dengan yang lainnya, sedangkan didalam suatu ekosistem interaksi tidak hanya berupa hubungan makan dan dimakan. Namun, didalam ekosistem ada juga interaksi yang bukan merupakan hubungan makan dimakan. Hubungan makan dimakan dikenal sebagai hubungan predasi. Pembagian hubungan lain yang bukan merupakan makan dimakan dikenal dengan nama simbiosis dan kompetisi.
1) Predasi
Yaitu interaksi organisme dimana suatu makhluk hidup memakan makhluk hidup yang lain. Sedangkan yang dimaksud dengan hubungan predasi yakni hubungan antara organisme yang memangsa dan organisme yang dimangsa. Contohnya adalah hubungan antara rusa dengan singa. Meskipun tampaknya kejam, hubungan predasi diperlukan untuk mengendalikan.

2) Kompetisi
Yaitu interaksi antar makhluik hidup yang saling bersaing untuk mendapatkan makanan. Kompetisi ini terjadi karena adanya lebih dari satu macam organisme yang membutuhkan bahan yang sama dari lingkungannya. Meskipun demikian kompetisi akan terjadi meskipun tidak ada kontak langsung antara yang berkompetisi.

3) Simbiosis
Yaitu bentuk hubungan antara dua jenis makhluk hidup yang bersifat langsung dan erat. Dalam hal ini ada beberapa macam hubungan simbiosis, yakni :
a) Komenslisme, yaitu bentuk hubungan yang satu untung dan yang lain tidak dirugikan
Contohnya: Tanaman anggrek yang hidup menempel pada pohon manga
b) Mutulisme, yaitu bentuk hubungan yang sama-sama untung. Dapat dikatakan demikaian karena apabila pada suatu interaksi dua macam organisme yang melakukan persekutuan hidup masing-masing mendapat keuntugan.
Contohnya: Bunga dan kupu-kupu

c) Prsitisme, yaitu bentuk hubungan yang satu untung dan yang lain dirugikan. Dapat dikatakan demikian karena apabila suatau jenis organisme hidup bersama dengan organisme lain dan mengambil makanannya dari makhluk lain dan atau makhluk yang ditumpanginya. Parasite pada umumnya lebih kecil dari inangnya, dan menjalani masa hidupnya sebagian besar atau seluruhnya pada inang tersebut. Selama parasite menempel pada inang selama itu pula ia mengambil makanan darinya.
Contohnya : - Benalu dan pohon mangga

- Kutu dan manusia atau kerbau










DAFTAR PUSTAKA
Kurniawati, wahyu.2008.BAHAN AJAR IPA 1.Universitas PGRI Yogyakarta



Media Pembelajaran Berbasis Komputer

Diposting oleh Unknown di 04.47 0 komentar
Media Pembelajaran Berbasis Komputer

A. Pengertian Media dan Komputer
Kata media berasal dari bahasa Latin “medius” yang secara harafiah dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar. Sadiman (1993: 6) mengemukakan, bahwa media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.Gagne (dalam Sadiman dkk, 1993: 1) menyatakan, bahwa media adalah berbagai jenis komponen dan lingkungannya.Dijelaskan pula oleh Raharjo (1993: 25), bahwa media adalah wadah dari pesan yang oleh sumbernya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut. Materi yang diterima adalah pesan intruksional, sedangkan tujuan yang dicapai adalah tercapainya proses belajar.
Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach dan Ely ( 1971 ) mengatakan, apabila dipahami secara garis besar, maka media adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun suatu kondisi atau membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan keterampilan , atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartkan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memroses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
Batasan lain tentang media pembelajaran telah dikemukakan pula oleh para ahli dan lembaga, diantaranya adalah berikut ini:
a. AECT (Association of Education and Communication Technology, 1977) memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Di samping sebagai sistem penyampai atau pengantar, media yang sering diganti dengan kata mediator menurut Fleming (1987: 234) adalah penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya. Dengan istlah mediator media menunjukkan fungsi dan perannya, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar siswa dan isi pelajaran. Di samping itu, mediator dapat pula mencerminkan pengertian bahwa setiap sistem pembelajaran yang melakukan peran mediasi, mulai dari guru sampai kepada peralatan canggih, dapat disebut media.
b. Heinich dan kawan-kawan (1982) mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan,dan sejenisnya adalah media. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan pembelajaran atau mengandung maksud – maksud pembelajaran maka media itu disebut media pembelajaran. Sejalan dengan batasan ini, Hamidjojo dalam Latuheru (1983) memberi batasan media sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleeh manusia untuk gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan sempurna. Media pembelajaran adalah sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar. Mengingat banyaknya bentuk – bentuk media tersebut, maka guru harus dapat memilah dengan cermat, sehingga dapat digunakan dengan tepat. Dalam kegiatan belajar mengajar, sering pula pemakaian kata media pembelajaran digantikan dengan istilah – istilah seperti: bahan pembelajaran (instructional material), komunikasi pandang – dengar (audio-visual communication), alat peraga pandang (visual education), alat peraga dan media penjelas.
Komputer adalah mesin yang dirancang khusus untuk memanipulasi informasi yang diberi kode, serta merupakan mesin elektronik yang otomatis melakukan pekerjaan dan perhitungan sederhana dan rumit (Cecep Kusnandi dan Bambang Sutjipto. 2011: 76). Satu unit komputer terdiri atas empat komponen dasar, yaitu input (misalnya keyboard atau writing pad), processor (CPU, unit pemroses data yang di-input), penyimpanan data (memori yang menyimpan data akan diproses oleh CPU, baik secara permanen (ROM) maupun untuk sementara (RAM), dan output (misalnya; layar monitor, printer atau plotter).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Media Komputer dapat diartikan sebagai media pembelajaran yang mengoptimalkan peran komputer sebagai sarana untuk menampilkan dan merekayasa teks, grafik, dan suara dalam sebuah tampilan yang terintegrasi.Dengan tampilan yang dapat mengkombinasikan berbagai unsur penyampaian informasi dan pesan, komputer dapat dirancang dan digunakan sebagai media teknologi yang efektif untuk mempelajari dan mengajarkan materi pembelajaran yang relevan misalnya rancangan grafis dan animasi.
Perkembangan teknologi dan komputer telah dan mulai diterapkan dalam pembelajaran bahasa sejak 1960 (Lee,1996). Dalam 40 tahun pemakaian komputer ini ada berbagai periode kecenderungan yang didasarkan pada teori pembelajaran yang ada.
Periode pertama, yaitu ada pembelajaran dengan komputer dengan pendekatan behaviorist. Periode ini ditandai dengan pembelajaran yang menekankan pengulangan dengan metode drill dan praktik.
Periode kedua, yaitu periode pembelajaran komukatif sebagai reaksi terhadap behaviorist. Penekanan pembelajaran ini lebih pada pemakaian bentuk-bentuk tetapi tidak pada bentuk itu sendiri seperti pada pendekatan behaviorist.
Periode ketiga, yaitu kecenderungan pembelajaran dengan komputer yang integratif. Pembelajaran integratif memberi penekan pada pengintegrasian berbagai keterampilan berbahasa, mendengarkan, berbicara, menulis dan membaca dan mengintegrasikan teknologi secara lebih penuh pada pembelajaran.
Lee merumuskan paling sedikit ada delapan alasan pemakaian komputer sebagai media pembelajaran, yaitu:
1) Pengalaman
2) Motivasi
3) Meningkatkan pembelajaran
4) Materi yang otentik
5) Interaksi yang lebih luas
6) Lebih pribadi
7) Tidak terpaku pada sumber tunggal
8) Pemahaman global
Dengan demikian pembelajaran dengan komputer akan memberikan motivasi yang lebih tinggi karena komputer selalu dikaitkan dengan kesenangan, permainan dan kreativitas, sehingga pembelajaran itu sendiri akan meningkat.
Proses belajar dengan menggunakan komputer tentu akan memberi kesempatan pada pembelajar untuk mendapat materi pembelajaran yang autentik dan dapat berinteraksi secara lebih luas dan mungkin saja materi-materi pembelajaran tersebut belum diajarkan pengajar. Maka, pembelajaran pun menjadi lebih bersifat pribadi yang akan memenuhi kebutuhan strategi pembelajaran yang berbeda-beda.
Penggunaan komputer sebagai media pembelajaran secara umum mengikuti proses intruksional sebagai berikut:
1. Merencanakan, mengatur dan mengorganisasikan, dan menjadwalkan pengajaran.
2. Mengevaluasi siswa (tes)
3. Mengumpulkan data mengenai siswa
4. Melakukan analisis statistik mengenai data pembelajaran
5. Membuat catatan pengembangan pembelajaran (kelompok/perseorangan)


B. Manfaat Komputer
a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan berkala).
b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya:
1) Objek yang terlalu besar bisa digantikan dengan realita gambar, film bingkai, film, atau model
2) Objek yang kecil dibantu proyektor mikro, film bingkai, film atau gambar
3) Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan timelapse atau high-speed photography
c. Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film berbingkai
d. Menarik dan mudah dipahami.
e. Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain
f. Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim) dapat divisualkan dalam bentuk film, film bingkai, gambar, dll
g. Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik.
h. Menimbulkan kegairahan belajar
i. Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan
j. Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.
Dengan sifat unik pada setiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dam materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru akan banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya harus diatasi sendiri. Apalagi bila latar belakang lingkungan guru dengan siswa juga berbeda.



C. Kelebihan komputer
a. Komputer memungkinkan pembelajar dapat belajar sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya dalam memahami pengetahuan dan informasi yang ditayangkan.
b. Penggunaan komputer dalam proses belajar membuat pembelajar dapat melakukan kontrol terhadap aktivitas belajarnya.
c. Penggunaan komputer dalam lembaga pendidikan jarak jauh memberikan keleluasaan terhadap pembelajar untuk menentukan kecepatan belajar dan memilih urutan kegiatan belajar sesuai kebutuhan.
d. Kemampuan komputer untuk menayangkan kembali informasi yang diperlukan oleh pemakainya, diistilahkan dengan komputer dapat membantu pembelajar yang memiliki kecepatan belajar lambat.
e. Komputer dapat menciptakan iklim belajar yang efektif bagi pembelajar yang lambat, tetapi juga dapat membantu dan memacu efektivitas belajar bagi pembelajar yang lebih cepat.
f. Komputer dapat diprogram agar mampu memberikan umpan balik terhadap hasil belajar dan memberikan pengukuhan terhadap prestasi belajar pembelajar dan kemampuan komputer untuk merekam hasil belajar.
g. Pemakaiannya, komputer dapat diprogram untuk memeriksa dan memberikan skor hasil belajar secara otomatis.
h. Komputer dapat dirancang agar dapat memberikan saran bagi pembelajar untuk melakukan kegiatan belajar tertentu. Dengan kemampuan ini, mengakibatkan komputer dapat dijadikan sebagai sarana untuk pembelajaran yang bersifat individual.
i. Komputer memiliki kemampuan dalam mengintegrasikan komponen warna, musik dan animasi grafik dan menyebabkan komputer mampu mrnyampaikan informasi dan pengetahuan dengan tingkat informasi dan pengetahuan dengan tingkat realisme yang tinggi. Dan program komputer sering dijadikan sebagai sarana untuk melakukan kegiatan belajar yang bersifat simulasi.
j. Kapasitas memori yang dimiliki komputer memungkinkan pengguna menayangkan kembali hasil belajar yang telah dicapai sebelumnya. Hasil belajar sebelumnya ini dapat digunakan pembelajar sebagai dasar pertimbangan untuk melakukan kegiatan belajar selanjutnya.
k. Penggunaan komputer dalam proses belajar dapat meningkatkan hasil belajar dengan penggunaan waktu dan biaya yang relatif kecil. Contoh yang tepat untuk ini adalah program komputer simulasi untuk melakukan percobaaan pada mata kuliah sains dan teknologi. Penggunaan program simulasi dapat mengurangi biaya bahan dan peralatan untuk melakukan percobaan.


D. Kelemahan komputer
a. Hambatan dana
b. Ketersediaan piranti lunak dan keras komputer
c. Keterbatasan pengetahuan tehnis dan teoris dan penerimaan terhadap teknologi.
d. Dana bagi penyediaan komputer dengan jaringannya cukup mahal, demikian pula untuk piranti lunak dan kerasnya.
e. Media pembelajaran pun kurang berkembang karena keterbatasan pengetahuan tehnis dari pengajar.

E. Pembelajaran berbantuan komputer (CAI/Computer
Assisted Instruction)
CAI (pembelajaran berbantuan komputer) adalah salah satu media pembelajaran yang sangat menarik dan mampu meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Penggunaan komputer sebagai media pembelajaran interaktif dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, di antaranya program Computer-Assisted Learning (CAL), konferensi komputer, surat elektronik, dan komputer multimedia yang kemudian disebut multimedia pembelajaran interaktif. Pembelajaran melalui CAI ini bersifat off-line sehingga dalam penggunaannya tidak tergantung pada adanya akses ke internet.
Program pembelajaran berbantuan komputer ini memanfaatkan seluruh kemampuan komputer, terdiri dari gabungan hampir seluruh media, yaitu teks, grafis, gambar, foto, audio, video, dan animasi. Seluruh media tersebut secara konvegen akan saling mendukung dan melebur menjadi satu media yangluar biasa kemampuannya. Salah satu keunggulan media ini yang tidak dimiliki oleh berbagai media lain ialah kemampuannya untuk memfasilitasi interaktivitas peserta didik dengan sumber belajar yang ada pada komputer.
Prinsip pembelajaran ini menggunakan komputer sebagai alat bantu menyampaikan pelajaran kepada user secara interaktif. Perubahan metode pembelajaran dan pengajaran telah menyebabkan alat yang digunakan menjadi meluas.CAI yaitu penggunaan komputer secara langsung dengan siswa untuk menyampaikan isi pelajaran, memberikan latihan dan mengetes kemajuan belajar siswa. CAI juga bermacam-macam bentuknya bergantung kecakapan pendesain dan pengembang pembelajarannya, bisa berbentuk permainan (games), mengajarkan konsep-konsep abstrak yang kemudian dikonkritkan dalam bentuk visual dan audio yang dianimasikan. Jadi CAI adalah penggunaan komputer sebagai alat bantu dalam dunia pendidikan dan pengajaran. CAI membantu siswa memahami suatu materi dan dapat mengulang materi tersebut berulang kali sampai ia menguasai materi itu.
Komputer digunakan secara langsung dalam pembelajaran untuk menyampaikan isi pembelajaran, memberikan latihan dan mengetes kemajuan belajar siswa.Media pembelajaran yang dikembangkan dengan berbasis komputer mempunyai bermacam-macam bentuk, tergantung pada kecakapan pendesain dan pengembang pembelajarannya, dapat berbentuk permainan (games), mengajarkan konsep-konsep abstrak yang kemudian dikronkritkan dalam bentuk visual dan audio yang dianimasikan.
Penggunaan komputer dalam kegiatan pembelajaran mempunyai tujuan dalam tiga aspek (Nurita, 2007), yaitu:
a. Untuk Tujuan Kognitif
Komputer dapat mengajarkan konsep-konsep aturan, prinsip, langkah-langkah, proses, dan kalkulasi yang kompleks.Komputer juga dapat menjelaskan konsep tersebut dengan sederhana dengan penggabungan visual dan audio yang dianimasikan.
b. Untuk Tujuan Psikomotor
Dengan bentuk pembelajaran yang dikemas dalam bentuk games & simulasi sangat bagus digunakan untuk menciptakan kondisi dunia kerja. Beberapa contoh program antara lain; simulasi pendaratan pesawat, simulasi perang dalam medan yang paling berat dan sebagainya.
c. Untuk Tujuan Afektif
Bila program didesain secara tepat dengan memberikan potongan klip suara atau video yang isinya menggugah perasaan, pembelajaran sikap/afektif pun dapat dilakukan mengunakan media komputer.

Penggunaan media pembelajaran berbantuan komputer memiliki beberapa kelebihan, yaitu:
a. Meningkatkan akses untuk mendapatkan pendidikan.
b. Meningkatkan kecepatan layanan informasi yang integral, lengkap, akurat dan mudah didapat.
c. Meningkatkan komunikasi (antar siswa, antar guru dan siswa antar masyarakat kampus dengan masyarakat umum lainnya, komunikasi di dalam dan luar negri.
d. Komputer dapat mengakomodasikan siswa yang lamban menerima pelajaran, karena ia dapat memberikan iklim yang lebih afektif dengan cara yang lebih individual, tidak pernah lupa, tidak pernah bosan, sangat sabar dalam menjalankan instruksi seperti yang diinginkan program yang digunakan.
e. Komputer dapat merangsang siswa untuk mengerjakan latihan dan melakukan kegiatan laboratorium atau simulasi. Hal ini karena tersedianya animasi grafik, warna, dan musik dalam komputer, sehingga dapat menambah realism.
f. Kendali berada di tangan siswa, sehingga tingkat kecepatan belajar siswa dapat disesuaikan dengan tingkat penguasaannya.
g. Kemampuan merekam aktivitas siswa selama menggunakan suatu program pembelajaran
h. Memberi kesempatan lebih baik untuk pembelajaran secara perorangan
i. Perkembangan setiap siswa selalu dapat dipantau.
j. Dapat berhubungan dan mengendalikan perlatan lain, seperti compact disc, video tape, dan lain-lain, dengan program pengendali dari komputer.

Walaupun demikian, ternyata pemanfaatan komputer dalam pembelajaran juga mempunyai beberapa kelemahan, yaitu:
a. Meskipun harga perangkat keras komputer cenderung semakin menurun (murah), namun pengembangan perangkat lunaknya masih relative mahal.
b. Untuk menggunakan komputer, diperlukan pengetahuan dan ketrampilan khusus tentang komputer.
c. Keragaman model komputer (hardware) sering menyebabkan program (software) yang tersedia untuk satu model tidak cocok (compatible) dengan model yang lainnya.
d. Program yang tersedia saat ini belum memperhitungkan kreativitas siswa, sehingga hal tersebut tentu tidak akan dapat mengembangkan kreativitas siswa.
e. Komputer hanya efektif bila digunakan oleh satu orang atau beberapa orang dalam kelompok kecil. Untuk kelompok yang besar, diperlukan tambahan peralatan lain yang mampu memproyeksikan pesan-pesan dari monitor ke layar lebih besar.

Bentuk-bentuk penerapan aplikasi CAI (Computer Assisted Instruction) dalam pembelajaran sebagai berikut (Heinichetal, 1996):
a. Praktik dan latihan (Drill & Practice)
Program ini pada umumnya digunakan apabila peserta didik diasumsikan telah mempelajari konsep, prinsip, dan prosedur sebagai materi pembelajaran.
Program ini menyediakan serangkaian soal atau pertanyaan yang tampil selalu berbeda, atau paling tidak dalam kombinasi yang berbeda.
Program ini dilengkapi dengan jawaban yang benar lengkap dengan penjelasannya sehingga diharapkan peserta didik akan bisa pula memahami suatu konsep tertentu. Pada bagian akhir, peserta didik bisa melihat skors akhir yang dicapai, sebagai indikator untuk mengukur tingkat keberhasilan dalam memecahkan soal-soal yang diajukan.
Tujuannya adalah untuk melatih kecakapan dan keterampilan, dan biasanya menyajikan sejumlah soal atau kasus yang memerlukan respons peserta didik dengan disertai umpan balik, program ini umumnya juga mrnyajikan pengukuhan terhadap jawaban yang tepat.

b. Tutorial
Program ini merupakan program yang dalam penyampaian materinya dilakukan secara tutorial yang dilakukan oleh guru atau instruktur. Informasi yang berisi suatu konsep disajikan dengan teks, gambar baik diam atau bergerak, dan grafik.
Program ini menyajikan informasi dan pengetahuan dalam topik-topik tertentu diikuti dengan latihan pemecahan soal dan kasus.
Pada saat yang tepat yaitu ketika dianggap bahwa peserta didik telah membaca, menginterprestasi dan menyerap konsep itu, diajukan serangkaian pertanyaan atau tugas. Jika jawaban atau respons peserta didik benar, kemudian dilanjutkan dengan materi berikutnya. Jika jawaban atau respons peserta didik salah, maka peserta didik harus mengulang memahami konsep tersebut secara keseluruhan ataupun pada bagian-bagian tertentu saja. Dengan kata lain, peserta didik harus melakukan perbaikan atau remidial. Kemudian pada bagian akhir biasanya akan diberikan serangkaian pertanyaan yang merupakan tes untuk mengukur tingkat pemahaman peserta didik atas konsep atau materi yang disampaikan.
Keunggulan lain dari program ini adalah kemampuannya untuk menyajikan informasi dalam bentuk bercabang. Bentuk ini memberikan kebebasan bagi peserta didik untuk mempelajari bahan ajar yang lebih disukai terlebih dahulu.
Tujuan, membuat siswa memahami suatu konsep/materi yang baku.Isi, sejumlah konsep/materi yang perlu diajarkan dan difahami siswa.Kemudian diikuti dengan sejumlah pertanyaan, atau latihan/soal untuk memeriksa pemahaman siswa terhadap konsep/materi tersebut. Siswa berinteraksi dengan komputer seperti ia berinteraksi dengan guru. Bila materi yang akan diberikan cukup banyak, maka penyajiannya akan diberikan secara bertahap, mulai dari materi dasar ke tingkat yang lebih tinggi, dan seterusnya. Selain itu ada pula sejumlah pertanyaan/soal yang pemunculannya dibuat random. Bila siswa gagal melewati kriteria untuk “lulus”, maka ia akan dikembalikan ke bagian penjelasan konsep/materi yang pertama. Akan tetapi bila sistem ini disertai dengan modul “remedial”, maka bila gagal, siswa akan diberikan remedial terhadap topik yang ia salah saja (tidak mengulang semua). Keuntungan lebih individualized dari Drill & Practice ada penilaian terhadap respon, serta dapat dibantu bagian yang tidak difahami, mengulang materi, atau ke modul remedial.

c. Permainan (Games/Edutainment)
Tentu saja bentuk permainan yang disajikan di sini tetap mengacu pada proses pembelajaran, dan dengan program multimedia berformat ini diharapkan terjadi aktivitas belajar sambil bermain. Dengan demikian, peserta didik tidak merasa bahwa mereka sesungguhnya sedang mempelajari suatu konsep sehingga sangat menyenangkan.
Materi atau konteks dari permainan merupakan hal yang ingin diajarkan, sekaligus ia juga berperan sebagai motivator. Pendekatan motivasi, dibedakan antara :
- motivasi intrinsik : tidak ada reward diluar atau tanpa reward seperti “point” misalnya, anak menyenangi permainan tersebut.
- motivasi ekstrinsik : ada reward dari luar, misalnya uang, atau “point” .
Menimbulkan motivasi intrinsik harus ada tiga hal: Challenge, Fantasy, Curiosity.

d. Simulasi (Simulation)
Program ini berupaya melibatkan siswa dalam persoalan yang mirip dengan situasi yang sebenarnya, namun tanpa risiko yang nyata. Melalui program simulasi peserta didik diajak untuk membuat keputusan yang tepat dari beberapa alternatif solusi yang ada. Setiap keputusan yang diambil akan memberikan dampak tertentu.
Tujuan dari proses ini biasanya digunakan untuk mengajarkan proses atau konsep yang tidak secara mudah dapat dilihat (abstrak), seperti bagaimana bekerjanya proses ekonomi, atau bagaimana hubungan antara supply & demand terhadap harga dan seterusnya. Simulasi juga dilakukan untuk memunculkan suatu keadaan yang berbahaya dan dicobakan di dunia riel.Misalnya percobaan percampuran berbagai zat kimia, atau perputaran planet. Umumnya setelah siswa mencoba sendiri, atau menjalankan simulasi ini, guru harus memeriksa kesimpulan yang dibuat siswa: ketepatannya.

e. Penemuan (discovery)
Program ini mampu menayangkan masalah yang harus dipecahkan oleh peserta didik dengan cara trial an error. Peserta didik harus terus mencoba sampai berhasil menemukan solusi yang diperlukan untuk memecahkan masalah. Dengan cara ini mereka diharapkan dapat lebih memahami prosedur yang ditempuh untuk memecahkan suatu masalah dan mampu mengingatnya lebih lama.

f. Pemecahan masalah (prblem solving)
Program ini dapat dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan cara yang ditempuh siswa dalam memberikan respons:
1. Siswa merumuskan sendiri solusi masalah yang di tampilkan lewat komputer dan memasukkan program ke dalamnya.
2. Komputer menyediakan jawaban yang mewakili respons siswa terhadap masalah yang ditayangkan oleh komputer.

Hasil-hasil media CAI (pembelajaran berbantu komputer) :
a. Sound Slide
Sound slide merupakan salah satu media pembelajaran audio-visual. Media audio-visual yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Sound slide mempunyai ketentuan nilai, yaitu memudahkan penyajian seperangkat materi tertu, membangkitkan minat siswa, keseragaman informasi, dapat dilakukan secara berulang, menjangkau semua bidang pelajaran. Contoh: Power Point
b. Video
Video adalah teknologi untuk menangkap, merekam, memproses, mentransmisikan dan menata ulang gambar bergerak.
Contoh:
c. Film
Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul di suatu tempat tertentu.
Contoh:
d. Animasi
Animasi adalah gambar begerak berbentuk dari sekumpulan objek (gambar) yang disusun secara beraturan mengikuti alur pergerakan yang telah ditentukan pada setiap pertambahan hitungan waktu yang terjadi.
Contoh:
e. Gambar
Gambar dapat diartikan media visual yang dapat diamati oleh setiap orang yang memandang sebagai wujud perpindahan dari keadaan yang sebenarnya, baik mengenai pemandangan, benda, barang-barang atau suasana kehidupan. Jadi media gambar adalah media yang tidak dapat diproyeksikan dan dapat dinikmati oleh semua orang sebagai pindahan dari keadaan yang sebenarnya mengenai orang, suasana, tempat, barang, pemandangan, dan benda-benda yang lain nya.
Contoh:
f. Audio
Audio adalah suara/bunyi yang dihasilkan oleh getaran suatu benda .
Contoh:


 

your life begins with a dream Copyright © 2011 Designed by Ipietoon Blogger Template Sponsored by web hosting